Lihat ke Halaman Asli

Sitha Afril

Student of Master Degree - Diponegoro University

Sebuah Catatan dari "Korban SNMPTN" untuk Pejuang PTN

Diperbarui: 3 Januari 2022   13:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi SNMPTN (sumber: KOMPAS via kompas.com)

Sejak masuk bulan dua belas, linimasa berbagai media sosial telah dihiasi oleh takarir yang mengandung semangat dan harapan para pejuang PTN 2022. 

Lumrah, sebab, hampir di setiap penghujung tahun adalah waktu yang paling dinanti para siswa kelas XII untuk memastikan status "kepantasan", dalam seleksi masuk perguruan tinggi jalur undangan atau yang lebih dikenal dengan istilah SNMPTN. 

Jalur yang dibebankan pada nilai rapor dan prestasi penunjang ini tentu banyak diminati oleh kalangan pelajar karena berbagai keuntungan yang cukup menggiurkan. 

Sebagai salah satu penerima kesempatan berkuliah dari jalur SNMPTN dan berhasil merebut satu kursi di PTN bergengsi, saya tidak akan menyoroti "keuntungan" yang saya terima karena jujur, di tahun 2014 saya merasa "sial" saat dinyatakan lolos dalam seleksi tersebut.

Namun, sebelum saya menceritakan pengalaman tersebut dalam tulisan ini, saya akan menekankan bahwa pada dasarnya "untung" dan "rugi" dari setiap hal yang kita terima adalah penilaian yang subjektif. 

Bisa jadi, orang lain menganggap bahwa diterima di jalur SNMPTN adalah sebuah kebanggaan yang dilimpahi berbagai keuntungan. 

Namun, tidak sedikit juga yang merasa sial karena salah jurusan, salah universitas, dan berbagai alasan yang bergantung pada preferensi masing-masing. 

Jadi, tidak ada yang salah dari setiap anggapan atau penilaian seseorang terhadap takdir yang diterimanya karena, setiap orang bebas memberikan justifikasi terhadap apapun dari sudut pandanganya masing-masing.

Kembali pada topik SNMPTN yang pasti akan menjadi penghias linimasa untuk beberapa bulan ke depan, maka saya akan memulai cerita ini dari "harapan" saya yang ingin menjadi seorang engineer. 

Lebih tepatnya seorang ahli di bidang wilayah dan tata kota karena saya pun tercatat sebagai siswa di jurusan IPA saat SMA. Jadi, bukan hal yang aneh jika saya berkeinginan untuk masuk ke fakultas teknik di salah satu PTN terbaik Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline