Lihat ke Halaman Asli

Setiap Warga Negara Wajib menjadi Guru

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13036515961808185630

[caption id="attachment_104692" align="aligncenter" width="650" caption="(anggihasbull.blogspot.com)"][/caption] Sejarah senantiasa menceriterakan bagaimana guru itu memegang peranan-peranan penting dalam menjalankan dan mengendalikan pimpinan negaradan kerajaan pada zaman dahulu kala. Dalam sejarah Mesir kuno guru-guru itu adalah filosof-filosof yang menjadi penasehat raja. Kata-kata guru itu menjadi pedoman dalam memimpin negara. Dalam zaman kegemilangan falsafah Yunani, Socrates, Plato, Aristoteles adalah guru-guru yang mempengaruhi perjalanan sejarah Yunani. Aristoteles adalah guru daripada Iskandar Zulkarnain (356 - 423 S,M,) yang menjadi kaisar Yunani sampai meninggalnya di Benua Asian dalam usahanya untuk meluaskan kekuasaanya. Oleh sebab itu Aristoteles disebut oleh filosof-filosof Arab sebagai guru pertama. Sedang Al Farabi (874 - 950 M) orang yang paling mengetahui tentang falsafah Aristoteles, digelarnya guru yang kedua. (Hasan Langgulung dalam Manusia dan Pendidikan). Bila teori diatas benar, maka sungguh berat bagi seorang guru tapi sekaligus sangat mulia. Karena disebutkan bahwa kata-kata guru menjadi pedoman dalam memimpin negara. Tugas yang diemban oleh seorang guru memang tidak jadi seketika. Ia melalui proses yang panjang. Terlebih lagi bila menyangkut tentang bimbingan akhlak/budi pekerti dan pembentukan karakter seorang siswa yang sekarang sedang digalakkan. Kemuliaan seorang guru dalam mengemban tugas untuk mencerdaskan bangsa terkadang malah mendapat predikat yang kurang simpati dalam masyarakat atau bahkan dalam beberapa kasus dicecar. Hingga sekarang, masih saja anggapan bahwa menjadi seorang guru adalah untuk memperoleh status sosial yang nomor dua. Terkait dengan tulisan diatas, saya sebagai seorang guru berpendapat bahwa predikat guru perlu diperluas maknanya. Selama ini, pengertian guru masih sempit yaitu mereka yang mengajarkan di ruang kelas. Makna guru perlu dimekarkan lagi, bahwa siapapun yang dapat mengajarkan kebaikan sehingga mereka (yang diajar) memperoleh pengetahuan sehingga mampu membawa perubahan pada dirinya, maka layak bahwa pengajar itu adalah seorang guru. Bila arti guru itu secara luas bisa diterima, maka sudah menjadi kewajiban setiap warga negara untuk menularkan kepribadian yang baik dan memberikan pengetahuan kepada orang lain. Sehingga cita-cita agar negara dipimpin oleh manusia pilihan dapat tercapai. Tulisan diatas juga menyebutkan bahwa seorang guru sekaligus juga menjadi filosof. Mari kita luruskan terlebih dahulu arti filosof. Filosof sebutan orang ahli dalam bisang filsafat. Filsafat sendiri secara sederhana memiliki makna berfikir. Jadi seorang filosof adalah seorang pemikir, atau bisa dibalik bahwa seorang yang berfikir bisa disebut filosof. Itu adalah makna sederhana dari filosof. Seorang guru adalah seorang filosof, berarti seorang guru adalah orang yang mampu berfikir. Tiada sesaatpun tanpa berfikir. Berfikir adalah menjadi kebutuhan, sama halnya seperti makan dan minum. Dengan demikian maka setiap orang harus berfikir, karena dengan berfikir maka manusia dapat menciptakan masyarakat yang damai. Dalam kitab suci (al-Qur'an) Allah akan memberikan hadiah yang sangat mulia yaitu akan ditingkatkan derajadnya, bila manusia mampu berfikir.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline