Lihat ke Halaman Asli

Guru Indonesia, Prespektif Merubah Hasil 5% Menjadi 95%

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Indonesia sekarang ini, tidak terlepas dari peran para guru yang telah mendidik Manusia Indonesia. Hanya saja, Indonesia sekarang ini kekurangan tenaga-tenaga ahli dibidang enginering dan pertanian. Kebanyakan manusia Indonesia sekarang ini lebih banyak ahli dibidang ekonomi dan politik, sehingga kalau kita nonton di televisi Indonesia, acara yang paling menarik adalah acara yang membahas politik dan perdagangan.

Indonesia dengan jumlah penduduk yang sangat banyak menjadikannya sabagai pangsa pasar yang besar bagi semua produk baik makanan ataupun narkotika. Mungkin karena pangsa pasarnya sangat besar banyak orang indonesia berprofesi sebagai pedangang, dengan ancang-ancang mendapat keuntungan 5%. Saking larisnya barang dagangannya , para pedagang kesulitan mencari barang-barang tertentu dalam negeri sehingga harus mengimpor apalagi kalau harga barang tersebut di luar negeri lebih murah. Hasilnya jangan heran, dari sabang sampai marauke bertebaran barang-barang impor. Di daerah saya saja (Ruteng-NTT) barang lelang ('barle) di impor dari malaysia.

Mungkin sekarang ini, Kabinet Kerja Jokowi-JK berpikir bagaimana caranya untuk mengurangi atau menyeimbangani neraca perdagangan? Mengurangi import barang dengan memproduksi sendiri, mungkin itu adalah jawaban yang ideal, hanya saja kita selalu menghadapi kendala yang sama yaitu kekurangan tenaga ahli dan modal. Modal mungkin bisa diatasi dengan pemberian kredit lunak hanya saja tenaga ahli butuh proses untuk bisa mendapatkanya.

Hari guru (25 Nopember 2014) merupakan momentum bagi pemerintah untuk memperhatikan guru, bukan hanya soal gaji tetapi keahlian para guru supaya lebih banyak mengarahkan atau bisa dikatakan menciptakan para guru yang ahli dalam bidang engenering dan pertanian sehingga banyak sekolah teknik yang ada gurunya yang ahli. Dana pendidikan dialokasikan lebih banyak bagi sekolah teknik (SMK) dari sekolah umum (SMU). Tujuanya supaya kita bisa segera mendapatkan tenaga ahli di bidang engenering dan pertanian yang lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya sehingga untu memproduksi barang tertentu bisa dapat terwujud.Dengan memproduksi sendiri, ancang-ancang mendapat keuntungan 95%.

Guru merubah manusia indonesia dari 5% menjadi 95%, dan manusia indonesia yang 95% menjadikan indonesia sebagai negara yang makmur dan sentosa. Selamat berjuang para guru, kami berterima kasih atas didikanmu.

( Selamat hari guru, spesial buat guru-guruku, di SDK Kumba I, SMP Seminari Pius XII Kisol, dan Guru SMA I ruteng)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline