Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Adi Riswan Al Mubarak

Seorang Amil, Perawat Kebun dan Pesepeda Federal

Memetik Renungan Alam

Diperbarui: 1 September 2022   07:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebun Kecilku Tagayan Hijau (Dokpri)

"Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan (tetumbuhan) yang indah". Al Hajj (22) ayat 5.

Usai solat subuh pagi itu, aku buka pintu samping yang langsung menuju ke kebun kecil di samping rumah. Usai semalaman diguyur hujan, yang intensitas tidak menentu, kadang deras kadang hanya dengan gerimis sedang dan bahkan berhenti. 

Ini hujan pertama setelah sekian lama tidak turun hujan bahkan sangat terik di tengah situasi cuasa yang tidak lagi bisa diprediksi sehingga beberapa tanamanku sering kekeringan. 

Efek hujan tadi malam sungguh luar biasa, semaian bayam yang sudah sepekan aku semai ternyata pertumbuhannya sangat cepat hanya butuh waktu satu malam. 

Terlihat sekali perbedaanya, dia tumbuh dengan subur, hijau bahkan tumbuh lebih besar dibanding hanya kusiram setiap hari dengan air sungai di belakang kebunku. Begitupun rerumputan, yang sebelumnya tidak terlihat ada pertumbuhan, kun fayakun, tumbuh hijau mengarpet. Masya Allah.

Allah telah sampaikan dengan rinci gambaran bumi yang dituruni air hujan melalui Quran Surah ke 22 ayat 5 di atas, bagaimana dahsyatnya karunia hujan yang menjadi rahmat bagi manusia. Pantas saja Rasulullah menganjurkan umatnya untuk berdoa Allahuma Syaiban Naafian, ya Allah berikanlah manfaat atas hujan yang diturunkan. 

Aktifitas hobi menanam memang jadi rutinitasku selama ini selain pekerjaan utama. Kebun kecil yang tidak seberapa itu aku rawat usai solat subuh atau setelah pulang dari kerja dan juga akhir pekan. Ditanami sayuran, jeruk, anggur dan juga rempah kebutuhan dapur. Tak jarang teman sehobi mampir juga ke kebun. Kebun kecil ini aku namai  Tagayan Hijau, dengan slogan Mengalirkan Kearifan Alam dan Hijaunya Bumi. 

Hobi yang kulakoni adalah manisnya ilmu jariyah yang dicopypastekan oleh almarhum nenekku sedari aku kecil. Ilmu yang bermanfaat sehingga juga bisa dibagikan kepada orang semoga menjadi pasokan amal kebajikan bagi nenek diakhirat kelak sebagai salah satu dari tiga amal yang terus mengalir walaupun insan itu sudah berpulang.
Banyak proses tumbuhnya tanaman yang bisa kunikmati di kebun kecil ini. Mulai proses membelahnya benih sayur sampai keluar daun dan terus berkembang menjadi daun, batang bahkan buah, ada yang dinikmati buahnya ada yang dinikmati daunnya, dan ada yang hanya dinikmati bunganya saja. Termasuk uniknya memperbanyak tanaman melalui cangkok, stek dan grafting (sambung, okulasi dan sebagainya).

Bayangkan, dua tanaman yang berbeda tumbuhnya, bisa menyatu dalam satu tanaman utuh yang akan tumbuh bersama dengan saling melengkapi. Aku contohkan anggur, batang bawah diambil dari anggur yang mempunyai buah sangat asam sekali, tetapi mempunyai ketahanan akar yang sangat baik dan tahan genangan air, berpotensi kuat menghadang penyakit dan pertumbuhan yang cepat. 

Kemudian entres (cabang-cabang yang tumbuh tegak lurus yang akan dipakai untuk grafting/sambung) diambil dari tanaman anggur yang sudah teruji manis, warna yang menarik, buah besar dan bentuk yang unik. dua tanaman ini kemudian dijadikan berjodoh dalam satu tanaman dengan menggabungkannya dengan mengandalkan kambium yang melekat di masing- masing tanaman. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline