Konsorsium Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi, PCP Capital Partners, dan Rb Sports & Media secara resmi mengakuisisi Newcastle United.
Konsorsium tadi disebut menggelontorkan dana sebesar Rp 5,9 triliun demi mengambil alih seluruh saham Newcastle dari pengusaha Inggris, Mike Ashley.
Tentu saja kabar tersebut “menggemparkan” dunia. Alasannya? Selain jumlah investasi yang terbilang jumbo, akuisisi tadi juga bisa mengubah “peta” persaingan antarklub yang berlaga di English Premier League.
Hal ini bisa dimaklumi, terutama jika kita menengok sejarah beberapa klub Inggris yang pernah berganti kepemilikan akibat akuisisi. Sebut saja Chelsea FC, yang pada awal tahun 2000-an dibeli oleh Pengusaha Rusia, Roman Abramovich.
Kehadiran Abramovich memang sanggup mengubah “wajah” Chelsea secara keseluruhan. Dengan dana yang berlimpah darinya, Chelsea bisa mendatangkan sederet pelatih top, dan para pemain bertalenta, yang sanggup mendongkrak performa Chelsea.
Hasilnya? Di bawah kendali Abramovich, Chelsea yang dulunya dikenal sebagai klub yang minim gelar mendadak berubah. Satu per satu gelar sukses diraihnya, mulai dari gelar English Premier League hingga Liga Champion.
Cerita yang sama juga menimpa Manchester City, tatkala diakuisisi oleh Sheikh Mansour. Sama seperti Chelsea, pada era Mansour, City kembali mengalami masa kejayaan. Buktinya, sederet gelar berhasil diraihnya. Alhasil, City yang dulunya hanya dipandang “sebelah mata” kini menjelma menjadi salah satu klub yang disegani di Inggris dan Eropa.
Nah, apakah Newcastle, yang sekarang dipimpin oleh konsorsium dari Arab Saudi, bakal mengulang cerita indah yang sama dengan yang pernah ditorehkan oleh Chelsea dan City?
“Good Story”
Akuisisi merupakan transaksi yang jamak terjadi. Tak hanya di dunia sepakbola, akuisisi juga umum dilakukan di dalam berbagai bisnis. Sebut saja kabar akuisisi yang dilakukan oleh Grup Djarum terhadap Ranch Market pada pertengahan tahun ini.