Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Pelajaran "Cut Loss" dari Olimpiade Tokyo 2020

Diperbarui: 26 Juli 2021   08:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olimpiade Tokyo 2020 | Sumber: Shutterstock via kompas.com

Di tengah kekhawatiran atas meningkatnya kasus positif virus Covid-19 di Jepang, Olimpiade Tokyo 2020 akhirnya tetap diselenggarakan. Walaupun beberapa bulan sebelumnya, sempat tersiar wacana bahwa Olimpiade tersebut masih mungkin dibatalkan apabila kasus Covid-19 di Jepang belum kunjung mereda, namun ternyata Komite Olimpiade Internasional tetap kukuh menyelenggarakan event olahraga terbesar itu.

Keputusan tadi tentu bisa dipahami, jika kita melihatnya dari kacamata ekonomi. Maklum, penyelenggaraan Olimpiade Tokyo disebut-sebut menelan dana sebesar 1,3 triliun Yen. 

Jumlah tersebut belum termasuk ongkos untuk memindahkan cabang olaharaga maraton dan lari cepat dari Tokyo ke Sapporo, yang diketahui menghabiskan anggaran sebesar 3 miliar Yen.

Alhasil, apabila "skenario" terburuk terjadi, yakni olimpiade dibatalkan sama sekali, maka Komite Olimpiade dan Pemerintah Jepang bakal menanggung kerugian yang luar biasa besar.

Tentu saja tidak ada pihak manapun yang ingin mengalami kerugian sebesar itu. Jadi, biarpun harus menerima konsekuensi negatif seperti minimnya jumlah penonton dan hengkangnya beberapa sponsor, Olimpiade Tokyo mesti tetap diadakan dengan harapan kerugian yang dialami tidak terlalu besar.

Cut Loss

Dalam investasi saham, upaya yang dilakukan oleh Komite Olimpiade tersebut bisa diibaratkan sebagai cut loss. 

Cut loss adalah strategi memangkas kerugian terhadap investasi yang buruk. Tujuannya jelas, agar modal yang dikeluarkan dalam sebuah investasi tidak habis sama sekali dan sisanya masih bisa dipergunakan untuk ditanamkan ke dalam investasi lainnya.

Sejatinya cut loss adalah strategi yang wajar, atau bahkan cerdas, bergantung pada seberapa buruk kondisi investasi yang dilakukan. Misalnya saja, apabila seseorang membeli sebuah saham, dan ternyata merugi hingga 50%, maka untuk mengurangi kerugian yang terjadi, sebaiknya orang tersebut menjual sahamnya, dan kemudian membelikan saham lain yang lebih prosfektif.

Walaupun mesti merealisasikan kerugiannya, namun keputusan ini dianggap lebih baik, apalagi jika saham tersebut malah lanjut turun. Dengan melakukan cut loss, sebagian modal investasi tadi setidaknya bisa diselamatkan dari kerugian yang jauh lebih besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline