Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Ingin "Memetik" Untung Puluhan Persen dari Saham IPO?

Diperbarui: 18 Juni 2019   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: baliutd.com

Di sela obrolan ringan beberapa waktu yang lalu, seorang teman menyatakan keinginannya untuk membeli sebuah saham IPO. Ada satu emiten yang akan go public dalam waktu dekat, dan ia tertarik memboyong sahamnya.

Menurutnya, saham tadi layak dikoleksi karena bisa menghasilkan "cuan" besar dalam waktu singkat. Maklum, mayoritas saham IPO umumnya langsung melesat harganya begitu dilepas di pasar.

Sebut saja saham PT Hotel Fitra Internasional Tbk (FITT) yang dijual perdana pada 11 Juni kemarin. Saham FITT yang awalnya diperdagangkan dengan harga Rp 173 per lembar kini telah naik 134% menjadi Rp 232 pada penutupan perdagangan 12 Juni!

Keuntungan yang besar tadi memang menggiurkan siapapun, termasuk teman saya. Makanya, ia tertarik "mencicipi" untung puluhan persen dengan membeli saham IPO.

Meski demikian, saya mewanti-wanti supaya teman saya berhati-hati saat memborong saham IPO. Ia mesti membaca prospeknya terlebih dulu. Ia juga harus meneliti laporan keuangan, serta menyelidiki penggunaan dana yang akan dipakai perusahaan.

Kalau tujuan penggunaan dana untuk bayar hutang, lebih baik ia mengurungkan niatnya. Sebab, hal itu tidak akan memperbaiki kinerja perusahaan ke depan. Ia bisa rugi membeli saham perusahaan yang mengumpulkan modal hanya untuk melunasi hutang.

Sebaliknya, kalau manajemen berniat menggunakan modal hasil IPO untuk membangun pabrik baru, hal itu patut dipertimbangkan. Dari kegiatan itu, kita bisa menilai bahwa kinerja perusahaan akan membaik dengan bertambahnya fasilitas pabrik.

Kehadiran fasilitas tadi berpotensi meningkatkan produksi dan laba yang diperoleh perusahaan. Kalau hal itu terjadi, harga sahamnya pun akan naik.

Membeli saham IPO sebetulnya cukup mudah. Kita hanya perlu memesannya pada perusahaan yang ditunjuk sebagai Penjamin Emisi Efek.

Berbeda dengan saham yang dijual di pasar reguler, saham IPO umumnya sudah dijatah. Makanya, investor tidak bisa membeli sesuka hati, sebab semua sudah ada porsinya masing-masing.

Jika melihat daftar antrean IPO, pada tahun ini, setidaknya ada beberapa perusahaan yang menarik. Sebut saja PT Bali Bintang Sejahtera Tbk yang melepas sahamnya pada bulan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline