Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Jomblo "Kombo"

Diperbarui: 1 Mei 2017   13:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jomblo "kombo" (sumber ilustrasi: https://okezone.com)

Untuk sejumlah alasan, seharusnya tulisan ini tidak pernah dibuat. Namun, lantaran “terpancing” oleh obrolan ringan antara saya dan teman-teman pada hari Minggu kemarin, tangan saya terasa “gatal” untuk menuliskannya.

Pada saat itu, saya dan beberapa teman sedang duduk-duduk santai sehabis menyantap makan siang. Sambil menunggu proses pencernaan di perut, kami pun terlibat obrolan ringan.

Topik obrolan itu pun beragam, seperti soal pendidikan dan pekerjaan masing-masing. Namun, di tengah obrolan, salah seorang teman “membelokkan” arah pembicaraan ke topik percintaan. Jadilah kami asyik mengobrolkan pengalaman percintaan masing-masing.

Seperti halnya cewek, bagi yang sudah punya pacar, para cowok umumnya akan menceritakan perilaku pacarnya masing-masing. Tidak semua obrolan itu positif “bunyi”-nya, lantaran yang lebih sering dibicarakan adalah perilaku pasangannya yang dirasa “menjengkelkan”, seperti mood-mood-an membalas chat dan hilang tanpa kabar yang jelas.

Kami yang mendengarkan curhatan itu menanggapinya dengan santai, bahkan membumbuinya dengan ledekan yang mengundang tawa. Jadilah obrolan itu terasa “renyah” disimak dan dibahas.

Namun, tidak semua teman “angkat bicara” pada obrolan tersebut. Sebagian lebih suka menjadi “penyimak yang baik”, alih-alih ikut membahas topik tersebut.

Mungkin mereka merasa tak punya pengalaman yang unik dalam kehidupan percintaannya. Mungkin juga mereka tak ingin kisah cintanya diketahui banyak orang.

Namun demikian, sedikit apapun pengalaman percintaan yang dimiliki, setiap orang pasti mempunyai cerita cinta yang menarik disimak.

Hal itu tentunya berlaku juga untuk para jomblo. Biarpun saat ini masih sendiri, para jomblo tentu memiliki kisah cinta di dalam hidupnya.

Hanya saja, mungkin karena sungkan atau takut dijadikan bahan olok-olok di antara teman-temannya, mereka kemudian menutup rapat-rapat pengalaman asmaranya bersama lawan jenis. Padahal, kalau diceritakan, barangkali saja mereka akan menemukan “jalan keluar” atas persoalan cinta yang dihadapinya.

Namun demikian, namanya juga anak muda. Kalau sudah bicara tentang cinta, pasti ada saja guyonan yang diselipkan dalam curhatan tersebut. Misalnya, dalam sebuah obrolan lainnya, pernah teman saya diledek habis-habisan setelah menceritakan usahanya dalam mendekati lawan jenis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline