Lihat ke Halaman Asli

Adica Wirawan

TERVERIFIKASI

"Sleeping Shareholder"

Kasus Bunuh Diri yang Disiarkan via Medsos Menunjukkan Sifat Narsistis?

Diperbarui: 19 April 2017   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Thinkstock

Diskusi yang diselenggarakan oleh Newsline Metrotv kemarin siang “menyita” perhatian saya karena topik yang diangkat adalah soal kekerasan dan aksi bunuh diri yang marak disiarkan secara live di media sosial.

Persoalan itu memang menarik dibahas lantaran tengah menjadi trend di masyarakat. Betapa tidak! Dalam setahun terakhir, tercatat sudah 55 kali aksi kekerasan dan bunuh diri yang dipublikasikan lewat media sosial, seperti facebook dan live.me.

Misalnya saja, belakangan ini, yang sempat bikin heboh adalah kasus pria yang proses bunuh dirinya disebarkan lewat facebook. Menurut sejumlah sumber, motivasi bunuh diri itu muncul setelah ia ditinggal pergi istrinya. Keduanya dikabarkan sempat cekcok sebelum peristiwa itu terjadi.

Hal itu ternyata menimbulkan depresi di dalam batinnya sehingga ia terpikir mengakhiri hidupnya. Ia kemudian menyiarkan aksi bunuh dirinya lewat facebook, dan hal itu tentunya bikin “geger” di masyarakat. Apalagi, video adegan bunuh diri itu sempat ditonton banyak orang sehingga menjadi viral di dunia maya.

Kasus serupa juga terjadi di tempat dan pada waktu yang lain. Sebut saja kasus bunuh diri seorang ABG di Amerika Serikat pada tanggal 30 Desember 2016 lalu. Ia merasa depresi lantaran ada anggota keluarganya yang berulangkali melakukan pelecehan seksual terhadapnya.

Karena tak sanggup mengatasi depresi, ia pun nekat gantung diri, yang semua prosesnya ditayangkan secara live di media sosial dan disaksikan banyak orang. Sungguh ironis memang, tetapi demikianlah yang terjadi di “lapangan”.

Narsissus Era Digital

Dari kasus-kasus di atas, kita tentu bertanya-tanya, “Mengapa seseorang merasa perlu menyiarkan aksi bunuh dirinya di media sosial?” Pertanyaan itu memang sulit dijawab sebab ada banyak motif yang membikin seseorang memutuskan demikian.

Namun, jika mencermati kasus tersebut, pikiran saya pun teringat pada kisah Narsissus. Narsissus adalah seorang pemuda yang jatuh cinta pada bayangannya sendiri dalam mitologi Yunani.

Suatu hari, Narsissus pergi ke sebuah danau dan sewaktu memandangi bayangannya di permukaan air danau yang tenang, ia langsung “kesemsem”.

Barangkali itu adalah pertama kalinya ia melihat bayangannya sendiri, dan karena langsung “jatuh cinta” pada bayangannya sendiri, ia pun “hobi” menatap permukaan danau dalam waktu yang lama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline