Lihat ke Halaman Asli

Review Film Edukasi Seks yang Sempat Kontroversi "Dua Garis Biru" 2019

Diperbarui: 23 Juli 2019   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok: Starvision

Identitas Film 

  • Judul Film : Dua Garis Biru (2019)
  • Sutradara : Ginatri S. Noer
  • Produser : Chand Parwez Servia, Fiaz Servia
  • Penulis Naskah : Ginatri S. Noer
  • Pemain : Angga Aldi Yunanda (Bima), Adhisty Zara (Dara), Lulu Tobing (Ibu Dara), Cut Mini Theo (Ibu Bima), Dwi Sasono (Ayah Dara)
  • Genre : Drama/Edukasi
  • Studio : Starvision Plus

Sinopsis

Berlatar belakang anak remaja SMA tahun ke 3  yang memiliki kisah asmara yang terlarang. Bima dan Dara adalah remaja yang memiliki kisah tersebut. Kisah asmara yang terlarang mereka mulai dengan melakukan sex. Semakin kesini semakin berat perjuangan mereka untuk mempertanggungjawabkan kelakuan mereka. Hingga akhirnya mereka bisa mempertahankan kisah mereka walaupun cara mereka salah.

Kelebihan Film Dua Garis Biru

  • Mengambil kisah yang sedang marak yaitu seks bebas
  • Mengangkat tema seks edukasi
  • Penjiwaan pemeran Bima dan Dara yang natural, karena sesuai kisah yang berlatar belakang SMA
  • Filmnya terkesan lambat, mengartikan agar penonton lebih bisa meresapi arti visualisasi ceritanya
  • Terdapat pesan tersembunyi di beberapa scene, seperti adegan stroberi yang diletakkan di perut menandakan bahwa ukuran janin bayi.
  • Segi visual paling baik menurut saya ada di adegan UKS, karena di adegan tersebut hanya one take one shot saja layaknya panggung teater.

Kekurangan Film Dua Garis Biru

  • Terdapat warna kulit Bima yang tidak konsisten kontras warnanya karena kulit asli pemeran Bima yaitu putih. Di perannya sebagai Bima mengapa dijadikan sawo matang karena membangkitkan lebih kuat karakter dari Bima yang dari keluarga sederhana dan berada di lingkungan yang kumuh.

Nilai yang bisa diambil dari Film Dua Garis Biru

  • Lebih mengerti dan lebih waspada dari dampak buruk seks bebas yang marak
  • Bisa lebih terbuka terhadap orang tua jika terdapat permasalahan (adegan UKS terdapat sebuah pengakuan)

Saran

Film ini sangat terekomendasikan teruntuk orang tua dan remaja yang sedang mengalami pubertas. Karena film ini bertemakan tentang seks edukasi. Di film ini bagi saya adalah paket lengkap pengetahuan tentang dampak buruk seks bebas yang didukung visual yang realistis dan audio yang membangkitkan emosi penonton yang bisa meraksakan atmosfer film tersebut.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline