Lihat ke Halaman Asli

Ade Irma Mulyati

SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Siswa Biasa-biasa Saja Berhak Mendapatkan Perhatian

Diperbarui: 30 November 2021   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi guru sedang mengajar di kelas.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Saat yang paling mengesankan tercipta tatkala saya melakukan cara menyambung rasa agar terjalin suasana akrab dan nyaman bersama siswa. Saya ingin siswa saya menikmati secara emosional perasaan yang dimiliki. 

Di antara kami ingin berbagi dan mengungkapkan apa yang diinginkan antara siswa dan guru. Seperti yang terjadi pagi itu, di mana suasana di depan kelas tampak riuh. Para siswa sedang bergerombol di depan kelas. Mereka sibuk menempatkan diri ingin berada di barisan urutan pertama. Tak terbayang saling senggol diantara mereka. 

Pemandangan dengan segera akan beralih pada siswa yang berkarakter menonjol diantara teman-temannya. Dia seolah-olah ingin memonopoli situasi dengan berdiri tegap menghalangi siswa lainnya. Hmm, dialah anak paling pandai. 

Siswa itu menjadi favorit. Dengan karakter cerdas, sekali diajari maka akan segera merespon dan hasilnya memang bagus. Pokoknya dia itu serba bisa baik di bidang akademik maupun non akademik cenderung memiliki kemampuan di atas rata-rata. Sehingga kalau ada lomba maka yang pertama dilirik adalah nama dia. Jumlah mereka hanya 10% dari setiap kelas.

Di barisan kedua tampak ada siswa yang berbarisnya hilir mudik berputar-putar, kadang keluar barisan bahkan sesekali berlari ke halaman. Dia tak mau diam. Ada saja aktivitas yang dilakukan. Siswa ini cenderung berkarakter susah diatur. Sekali guru berpaling sedikit saja, maka dia akan melakukan aktivitas lainnya bahkan menghilang. 

Guru akan disibukan mencarinya ke bawah meja atau di balik lemari. Karena biasanya dia ngumpet di dua tempat itu. Belum lagi susahnya minta ampun kalau sedang belajar, mungkin karena tidak fokus pada pelajaran dan kurang mencermati penjelasan serta arahan. 

Siswa ini suka dikeluhkan oleh guru mata pelajaran lainnya. Pengajar PJOK melaporkan dan guru PAI pun sering berkisah hal-hal terkait kondisi anak-anak ketika sedang belajar. 

Mereka akan laporan bahwa siswa tersebut sulit diatur. Siswa ini pun sama mudah diingat namanya oleh semua guru. Jumlah mereka sekitar 10% dari jumlah siswa pada setiap kelas.

Nah, yang terlihat di barisan paling belakang adalah sekumpulan anak-anak yang terlihat seperti tenang. Terkadang saya lupa namanya atau tertukar antara nama yang satu dengan yang lainnya. Tak heran kalau guru keliru memanggil. 

Dari raut wajahnya terpancar perasaan terima apa adanya. Mereka cenderung menurut dan gampang diatur. Mereka adalah anak-anak dengan kemampuan rata-rata. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline