Lihat ke Halaman Asli

ADE IMAM JULIPAR

AutoCAD Trainer

Salam

Diperbarui: 26 November 2020   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pagi tadi, segera setelah masuk kantor, saya sempat berdebat cukup alot dengan salah seorang teman kantor. Debat itu dipicu karena ucapan salam.

Ucapan salam jika diucapkan lengkap berbunyi Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Jika dalam Indonesia ucapan itu mengandung arti mendoakan orang supaya diberikan keselamatan. Atau dalam Inggris kurang lebih May peace be upon you.

Dalam konsep Islam, ucapan salam sendiri adalah sunah. Artinya, jika dilakukan mendapat pahala, dan jika tidak dilakukan juga tidak berdosa.

Tetapi untuk yang diberi salam, hukumnya wajib menjawab. Yang artinya, bila tidak menjawab akan berdosa, dan jika menjawab akan mendapat pahala.

Di sinilah pokok pangkal perdebatan saya dengan teman kantor saya itu.

Saya mengatakan pada dia, bahwa saya lebih memilih tidak mengucapkan salam setiap masuk kantor, daripada mengucapkan salam.

Alasannya adalah ucapan salam dari saya itu akan menjadi potensi orang menjadi berdosa. Karena orang yang mendengar salam dari saya wajib menjawabnya.

"Ah, tidak seperti itu. Engkau sudah berbuat baik mengucapkan salam. Perkara dia tidak menjawab, itu dosa dia," demikian ucapnya.

"Nah, justru itu. Dia berdosa karena saya mengucapkan salam. Coba kalau saya tidak mengucapkan salam, dia tidak diberi kewajiban untuk membalas salam saya. Jadi, saya menjadi pemicu dia berbuat dosa ketika saya mengucapkan salam, karena dia tidak menjawab," jelas saya.

Ya, ucapan salam, bagi saya,  adalah sebuah sikap egois yang hanya mementingkan diri sendiri. Dengan mengucapkan salam seseorang hanya ingin mendapatkan pahala. Tidak peduli bahwa ucapan salam itu menjadi sebuah kewajiban bagi yang mendengarnya untuk menjawab.

Ibaratnya kita sudah menebar perangkap agar orang yang kita beri salam terjerat dalam dosa jika tidak menjawabnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline