Dari riset yang dilakukan oleh team Bank Indonesia, terlihat bahwa memasuki twiwulan III-2020. Pelaku bisnis optimis bahwa kegiatan ekonomi dan bisnis sudah mulai menunjukkan adanya perbaikan. Sekalipun kondisinya masih jauh dari yang diharapkan, tetapi setidaknya hal ini sudah bisa menunjukkan satu kemajuan bahwa pelaku bisnis yakin kegiatan usaha tumbuh.
Terjadinya pertumbuhan ekonomi dan bisnis, yang terlihat mulai memasuki triwulan III-2020 memang didasarkan pada beberapa indikasi seperti :
(1) Adanya perbaikan seluruh sektor bisnis sekalipun masih dalam jumlah yang terbatas. Dimana prakiraan SBT kegiatan usaha sudah menunjukkan angka yang positif di range angka 0,52% lebih tinggi dibanding sebelumnya yang masih dalam range angka negatif -35,75% pada triwulan II-2020.
(2) Dimana trigger yang memungkinkan terjadinya peningkatan tersebut masih bersumber hanya dari beberapa industri saja seperti sektor pertambangan dan penggalian dengan angka SBT 1,63% lebih tinggi dari angka sebelumnya yaitu -1,78% pada triwulan II-2020.
(3) Peningkatan di sektor industri jasa juga membawa dampak positif bagi pergerakan ekonomi dan bisnis di triwulan III-2020. Hal itu ditandai dengan peningkatan bisnis di sektor industri : Jasa (SBT 0,28%), Listrik, Gas, Air Bersih ( SBT 0,25%) dan sektor industri Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan yang berada pada angka SBT 0,23%.
Sekalipun memang peningkatan yang terjadi pada beberapa sektor jasa itu sendiri masih di picu oleh adanya kebijakan yang di buat oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. Khususnya dalam rangka penanggulangan dampak negatif yang terjadi karena adanya pandemi covid-19. Itulah yang bisa kita lihat dari kondisi terkini yang ada di sektor industri Indonesia memasuki triwulan III-2020. Sebuah perubahan dan peningkatan yang akan membuat pelaku bisnis di Indonesia semakin yakin
Perubahan yang terjadi dari triwulan II menuju triwulan ke-III memang cukup menggembirakan pelaku bisnis.
Betapa tidak, jika di triwulan II-2020 kondisi bisnis dari para pelaku industri menunjukkan tren penurunan. Dimana berdasarkan saldo bersih likuiditas perusahaan berada di posisi -18,13%. Kondisi itu turun cukup dalam jika dibanding kondisi yang ada di triwulan II-2020 dengan posisi 14,94%. Hal ini makin di perkuat dengan kondisi yang menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam mencetak lama pada triwulan II-2020 juga mengalami penurunan yang cukup signifikan. Dimana dari angka 11,53% pada triwulan sebelumnya menjadi -25,56% Saldo Bersih pada triwulan II-2020.
Alhasil dengan adanya kondisi tersebut maka kemampuan perusahaan dalam mengakses kredit perbankan pun turut mengalami penurunan. Dari data survey yang ada, kondisinya pada triwulan II-2020 berada di angka -9,14% menurun jika dibandingkan dengan kondisi pada triwulan I-2020 yaitu di angka 4,17%.
YENNY BACHTIAR, VICE PRESIDEN BUSINESS SERVICE AT KATADATA INDONESIA, HADIR MEWAKILI KLIEN BARANTUM DALAM BARANTUM SHARING SECTION
Loyalitas konsumen memang saat ini menjadi isu yang cukup menarik di kalangan pelaku bisnis. Dimana dalam kondisi seperti saat ini, dimana Pandemi Covid 19 masih menjadi kendala dalam pengembangan bisnis di Indonesia, peran konsumen ( klien ) menjadi salah satu kunci yang bisa di harapkan oleh perusahaan. Kenapa, karena dengan adanya konsumen yang loyal maka bisa jadi konsistensi perusahaan dalam mendapatkan revenue bisa di pertahankan.