Lihat ke Halaman Asli

Aku dan Air, Perspektif Hubungan yang Harmonis dalam Skala Lingkungan Perkotaan

Diperbarui: 11 September 2019   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa hari ini, rasanya kepala semakin pusing, betapa tidak di rumah air sumur kering, padahal setiap hari kita mesti membutuhkan air. Belum lagi setiap hari mesti berangkat pagi-pagi ke kantor, apakah mesti setiap hari numpang mandi....!!!!

 Kondisi di atas, mungkin bukan Cuma saya yang mengalaminya. Mungkin  para pembaca juga pernah mengalami kondisi seperti yang saya alami saat ini. Memang kita tidak bisa menyalahkan siapapun dengan kondisi yang saat ini menimpa saya. Masalahnya saat ini memang cuaca masih masuk musim kering, di mana- mana sudah pasti masalah kekeringan menjadi perhatian.

Mungkin jika kondisi komplek kita menggunakan langganan air pam masalah tadi tidak akan menjadi sebuah masalah. Tetapi saat ini kondisi saya adalah tinggal di daerah kota dimana kompleks kami tidak berlangganan dengan air pam. So, jadinya ketika sumur di rumah kita kering, maka masalah itu hanya menjadi masalah diri saya sendiri bukan masalah orang lain.

Sedih memang, artinya saya mesti menghadapi masalah berlapis, belum lagi saya mesti menumpang mandi tiap pagi, mesti mencuci melalui service laundry karena air dirumah tidak ada, belum lagi kesulitan  ketika membersihkan rumah dari debu.

Sungguh ketika kondisi saat seperti ini kita merasa bahwa air adalah segala-gala nya untuk kehidupan saya. Karena tanpa kehadiran  air dalam rumah saya ternyata bukan alang kepalang pusing saya dibuatnya.

Terkadang kita sebagai manusia merasa kurang menghargai keberadaan air ketika  kondisinya sedang baik-baik saja. Kita terkadang tidak peduli ketika air kran di biarkan terbuka sehingga air terbuang-buang percuma. Atau kita lupa mematikan kran  pengisian drum air, sehingga dibiarkan meluap airnya tanpa kita perhatikan dengan baik.

Atau contoh nyata lainnya adalah, ketika kita berada di lingkungan kompleks. Kita hanya ingin membuat rumah kita terasa luas tanpa memperhatikan dan memperdulikan space untuk kita sekedar menanam pohon untuk sekedar penghijauan atau tempat menampung air hujan. Sehingga ketika hujan turun, maka air hanya terbuang sia-sia tanpa mesti bisa di manfaatkan secara positif.

Aku dan Air sebenarnya bukan sekedar ucapan semata. Tetapi aku dan air seharusnya sudah bisa menjadi satu filosofi hidup yang mesti menjadi perhatian kita  terutama bagi kita yang tinggal di kawasan kompleks perumahan. 

Karena Aku dan Air adalah sebuah simbiosis mutualisme yang akan selalu saling membutuhkan dan menjaga. Dengan aku dan air seharusnya menjadi satu perhatian kita agar semua proses kehidupan berjalan lancar.

Masalah air, memang sampai kapanpun tidak ada habis-habisnya.  Hal itu dikarenakan beberapa hal seperti misalnya : (1) Dalam tubuh kita sudah pasti mayoritas adalah air, baik yang nantinya keluar dalam bentuk keringat, atau air dalam bentuk yang lain seperti darah misalnya. (2) Air adalah bagian terpenting dalam sebuah kehidupan mahluk hidup. 

Karena air adalah salah satu sumber energi yang tidak mungkin bisa di tinggalkan (3) Air adalah sumber inspirasi bagi umat manusia, karena semua aktivitas kehidupan manusia baik sosial atau bisnis sudah pasti akan berhubungan dengan air. Sehingga bisa di katakan air adalah salah satu sumber  yang tidak bisa di hindari selain tentunya udara atau oksigen bagi kehidupan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline