Lihat ke Halaman Asli

Achmad Humaidy

Blogger -- Challenger -- Entertainer

Setelah Meraih Predikat Terpuji, Akankah "Cek Toko Sebelah" Meraih Predikat Terbaik?

Diperbarui: 4 November 2017   14:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CTS The Movie (Foto:https://www.apatadi.com)

Beberapa pekan lalu, Festival Film Bandung 2017 menobatkan Film Cek Toko Sebelah sebagai Film Terpuji tahun ini. Predikat Film Terfavorit juga pernah diraih dalam ajang Indonesian Movie Actor Awards (IMAA) 2017. Lantas, film ini juga masuk 9 nominasi ajang penghargaan perfilman paling bergengsi yang memperebutkan Piala Citra untuk dibawa pulang. Rabu, 1 November 2017, penulis coba menonton kembali film ini dalam rangkaian acara parade nonton bersama film terbaik Festival Film Indonesia 2017 di Plaza Senayan, Jakarta.

Cek Toko Sebelah (CTS) menjadi film kedua dari Ernest Prakasa setelah film Ngenest. Film CTS diadaptasi dari buku dan masih dijejali anekdot dari pemeran-pemeran pendukung para stand up comedian yang mengundang gelak tawa. Selain menjadi pemeran utama, Ernest juga terlibat langsung sebagai sutradara dan penulis skenario.

Film CTS memang menawarkan rangkaian humor lokal, tetapi setiap jokes berhasil dieksekusi dengan genre drama keluarga sebagai penggerak narasi. Perpaduan ini beresiko tinggi namun berhasil ditepis karena film ini berhasil meraih 2.642.957 penonton. Wajar saja jika film ini juga menjadi film box office terbaik dalam penganugerahan Indonesian Box Office Movie Awards (IBOMA) 2017. Mayoritas gurauan di dalam film ini begitu kental menyelimuti elemen drama yang membuat cita rasa cerita semakin pekat dan melekat.

Cerita diangkat dari tradisi keluarga Tionghoa yang sudah dianggap tidak tabu lagi. Biasanya, keturunan Tionghoa yang sukses, seperti lulusan kuliah dari luar negeri harus menerima kenyataan untuk menjaga toko milik orangtuanya sebagai warisan berharga secara turun temurun. Apabila si anak menolak, orangtua dengan tegas mengeluarkan berbagai jurus yang menyudutkan si anak hingga merasa bersalah.

Sebut saja Erwin Surya (Ernest Prakasa), anak kesayangan dari Koh Afuk (Chew Kin Wah) telah sukses kuliah di Australia dan sudah memiliki jabatan eksekutif di kantornya hingga akan dipromosikan bekerja di negara-negara Asia Tenggara. Erwin mempunyai pacar yang juga berhasil dengan karir cemerlang, bernama Natalie (Gisella Anastasia).

Namun, di sisi lain, Koh Afuk yang memiliki toko kelontong Jaya Baru dengan pesaing tangguh mengharapkan Erwin untuk melanjutkan usaha tokonya. Konflik batin mulai dihadapi Erwin. Meski ia ingin mendobrak tradisi yang ada dengan melanjutkan karier di perusahaan ternama, ia pun berusaha berpikir realistis. Erwin tidak ingin membuat ayahnya kecewa tapi ia juga ingin mengikuti mimpinya sendiri. Namun, Erwin yang dilanda dilema melihat kondisi kesehatan ayahnya yang mendadak sakit akhirnya memutuskan untuk mencoba beralih mengelola toko selama 1 bulan.

Ada banyak hal-hal konyol yang ditemui Erwin selama menjadi bos di toko milik keluarganya tersebut. Mulai dari berkenalan dengan karyawan toko yang bertingkah laku absurd seperti Yadi (Adjis Doa Ibu), Rojak (Awwe), Kuncoro (Dodit Mulyanto), dan Naryo (Yusril Fahriza). Hingga bertemu sosok pelanggan wanita tambun yang sering mengutang yang akrab disapa Bu Hilda (Gita Bhebhita).

Selain Erwin, Koh Afuk memiliki anak sulung bernama Yohan (Dion Wiyoko). Kehidupan Yohan berbanding terbalik dengan Erwin. Meski tidak diceritakan secara mendalam, hanya dimasukkan dalam rangkaian dialog keseharian. Dalam cerita, Yohan pernah terjerat hukuman penjara selama 3 bulan, suka main judi dan memiliki istri dari kalangan pribumi bernama Ayu (Adinia Wirasti) yang tidak pernah direstui hubungannya oleh Koh Afuk.

Permintaan Koh Afuk terhadap Erwin untuk melanjutkan usaha toko membuat Yohan semakin terpinggirkan dalam keluarga tersebut. Hati Koh Afuk yang begitu keras seolah memberi kesan bahwa Yohan dianggap belum bisa mengurus diri sendiri dan istrinya, bagaimana bisa Yohan mengelola toko beserta karyawan-karyawannya jika belum bisa menunjukkan tanggung jawabnya sebagai seorang anak lelaki tertua dalam keluarga. Benang merah film ini pun mulai terlihat mengenai sosok Bapak yang membandingkan kehidupan anak-anaknya demi menjaga keutuhan usahanya.

Yohan tidak mau ambil pusing. Ia terus sibuk menekuni profesinya sebagai seorang freelance photographer dan bermain judi bersama teman-temannya yang lucu. Ayu juga terlihat sabar mendampingi Yohan meski suaminya belum bisa mewujudkan mimpi untuk memiliki toko kue sendiri. Padahal, Ayu sempat mendapat penawaran dari mantan kekasihnya bernama Reno (Nino Fernandez) untuk membuka toko kue impiannya di kota lain.

1 bulan berlalu. Erwin harus memutuskan untuk tetap menjaga toko atau meneruskan karirnya. Ego Natalie mulai mempengaruhi keputusan Erwin karena bagi Natalie menjaga toko bukanlah hal terbaik untuk masa depan mereka nanti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline