Lihat ke Halaman Asli

Sri Wintala Achmad

TERVERIFIKASI

Biografi Sri Wintala Achmad

Dendam Arjuna Bag. I (Lanjutan Kisah Ranjaban Abimanyu)

Diperbarui: 18 Maret 2018   18:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://kisahspiritualtaklekangzaman.files.wordpress.com/2017/11/buku-bhagavatam-arjuna-dhananjaya-gudakesa-partha.jpg

FAJAR menyingsing. Di kaki langit timur, matahari serupa wajah dewa yang pasi. Bentangan langit pagi itu serupa kanvas kelabu. Udara terasa dingin bagi tubuh, sekalipun matahari memancarkan cahayanya. Pepohonan masih merunduk dalam gigil dengan daun-daun yang masih basah embun. Bunga-bunga di tamansari Tanjunganom berguguran sekalipun baru saja mekar.

Tak sebagaimana Siti Sendari yang tampak murung sesudah mendapat firasat buruk dari seekor gagak yang berkaok-kaok di atap kedaton Tanjunganom pada kemarin malam, kedua batur -- Nyi Lambangsari dan Nyi Randanunut tetap ceria pagi itu. Sembari membersihkan tamansari, Nyi Lambangsari menyanyikan lagu dangdut yang sedang ngehit. Nyi Randanunut hanya menggoyang-goyangkan bokong-nya selama tembang itu dilantunkan.

Selagi lagu belum usai dinyanyikan oleh Nyi Lambangsari, muncullah Gareng beserta Bagong di depan pintu gerbang tamansari Tanjunganom. Melihat kedatangan Gareng -- punakawan kesayangan Abimanyu, Nyi Lambangsari menyambutnya dengan hangat. Sehangat ketika Lambangsari menyambut suaminya sewaktu pulang kerja. Dari cara penyambutan itu, Nyi Randanunut semakin tahu bahwa Nyi Lambangsari menaruh hubungan asmara back street dengan Gareng. Sekalipun begitu, Nyi Randanunut tetap tutup mulut. Sebab Nyi Randanunut sendiri yang menjanda tujuh tahun sesudah suaminya menikah dengan ledhek pula menaruh hubungan gelap dengan Bagong. Abdi Pandawa yang hidupnya megap-megap, namun masih mampu menghidupi tiga isteri delapanbelas anak.

"Memangnya ada apa Kang Gareng datang ke Tanjunganom sepagi ini?" tanya Nyi Lambangsari sembari memegang erat tangan Gareng yang cekot. "Apakah ada sesuatu yang ingin diberikan padaku?"

"Ehm...." Gareng sejenak terdiam. Tak lama kemudian, Gareng membisikkan sederet kata ke telinga Nyi Lambangsari. "Kalau tak waktu malam aku datang ke Tanjunganom, berarti tak memberikan sesuatu padamu, darling!"

"Lantas?" Nyi Lambangsari sontak bertanya dengan nada lantang, hingga Bagong dan Nyi Randanunut cekikikan bersama. "Kalau kau tak memberikan sesuatu padaku, apa tujuan Kang Gareng datang ke Tanjunganom?"

"Kedatanganku dengan Bagong di Tanjunganom ingin menghadap Gusti Putri Siti Sendari. Karenanya, antarkan aku untuk menghadap Gusti Putri."

"Sekarang?"

"Ya, sekarang. Masak tahun depan."

"Jangan marah, Kang! Masak digituin marah."

"Sudah! Sudah! Jangan bergurau!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline