Lihat ke Halaman Asli

Bahan Makanan Pemasok Zat Besi

Diperbarui: 27 November 2022   06:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Letih, lemah, lesu  bahkan dibarengi dengan sakit kepala, itu gejala yang patut diwaspadai. Ini suatu indikasi bisa jadi tubuh kekurangan zat besi. Dikenal  sebagai kurang darah atau anemia Gizi. Dalam kondisi seperti ini tubuh tidak mampu membentuk hemoglobin hingga terjadi kadarnya dalam darah di bawah ukuran normal.  Karenanya kadar hemoglobin dalam darah harus selalu dijaga.

Darah merupakan bagian  kehidupan manusia yang vital. Ada sekitar lima liter yang dipompakan jantung mengalir melalui pembuluh darah, mengantarkan oksigen dan zat-zat Gizi ke organ dan membawa limbah tubuh untuk dibersihkan dan dibuang.

Zat besi adalah salah satu mineral yang berperan penting dalam pembentukan hemoglobin dalam sel darah merah. Hemoglobin  bertugas mengikat dan mengirim oksigen ke seluruh tubuh sehingga organ tubuh berfungsi dengan baik.

Pembentukan hemoglobin membutuhkan zat besi. Pasokannya dari bahan makanan terutama dari bahan makanan hewani seperti daging unggas, atau daging merah dari hewan yang dagingnya biasa dikonsumsi. Dari bahan makanan pun ada juga yang kandungan zat besinya tinggi. Dari hewan tentu jenis ikan, telur dan daging menyumbangkan zat besi yang tinggi. Dari sayuran dan buah seperti beetroot, bayam, alpukat, mangga, pepaya, leci, strowberi, tomat dan sebagainya.

Angka kejadian anemia di Indonesia terbilang masih cukup tinggi. Di tahun 2018 data riset Kesehatan dasar (riskesdas) mencatat prevalensi anemia pada remaja sebesar 32%. Dari 10 remaja ada 3-4 remaja menderita anemia. Pada pada remaja, terutama remaja perempuan, tentu kadar hemoglobin ini perlu dijaga. Hal tersebut dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik. Sering para remaja membatasi asupan makanan karena takut gemuk atau terlalu ketat berdiet untuk menurunkan berat badan atau menjaga berat badannya agar tidak naik. Hal ini sering membuat pasokan makanan yang mengandung zat besi ikut terbatasi.

Jika sejak remaja putri sudah kekurangan zat gizi, maka ketika sudah berkeluarga dan hamil, maka anak yang dilahirkan juga akan kekurangan gizi. Tentu saja kualitas sumber daya manusia yang dilahirkan juga akan rendah.

Karenanya pedoman Gizi seimbang perlu menjadi patokan. Mengkonsumsi bahan makanan zat besi baik yang bersumber dari hewani dan nabati dengan jumlah yang cukup menjadi pilihan yang bijak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline