Lihat ke Halaman Asli

Abdul Wahid Ola

Tenaga Ahli Anggota Komisi III DPR RI 2019-2024

Baranusa, Kompas Sejarah Islam dan Politik Alor

Diperbarui: 5 April 2025   20:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Abdul Wahid Ola (Sumber: Dokumen Pribadi)

Rangkaian kegiatan "Reuni Akbar Diaspora Baranusa Guo Bale" tahun 2025 baru saja usai pada Kamis malam (3/4/2025) di Baranusa.


Malam penutupannya dihadiri oleh para pejabat eksekutif dan legislatif, baik Bupati Kabupaten Alor, Ketua DPRD beserta beberapa anggota dewan, dan unsur Forkopimda lainnya.

Sebelumnya, rangkaian kegiatan ini diawali dengan gerakan mudik secara nasional dari berbagai daerah di tanah air. Beberapa rombongan wilayah sempat ditemui dan dilepaskan keberangkatannya dari pelabuhan Tenau Kupang oleh Gubernur NTT pada 23 Maret 2025.

Ucapan selamat juga datang dari para tokoh nasional untuk kegiatan ini. Diantaranya Anis Baswedan (Gubernur DKI Jakarta 2017-2022), Hamdan Zoelva (Ketua MK 2013-2015), dan para anggota DPR RI. 


Diaspora Baranusa tahun ini mudik secara nasional setelah bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun tidak pulang setelah merantau.

Diperkirakan, lebih dari dua ribu diaspora Baranusa yang tinggal dan berkarier di berbagai daerah di tanah air, bahkan di luar negeri. Jumlah ini tercermin dari gelombang mudik yang digerakkan oleh IKBARNAS (Ikatan Keluarga Baranusa Nasional) pada tahun 2025.

Sebagai contoh, sebagian gelombang diaspora yang mudik menggunakan kapal laut melalui pelabuhan Tenau Kupang tercatat mencapai 500 orang. Uniknya, mayoritas penumpangnya merupakan diaspora Baranusa.

Diaspora Baranusa yang kembali mudik setelah merantau belasan hingga puluhan tahun ini berbeda dengan fenomena "brain-drain" beberapa waktu lalu yang heboh dengan tagar #kaburajadulu.

Sebab, brain drain merupakan fenomena kepergian banyak pekerja atau SDM unggul suatu negara ke negara lainnya untuk mencari pekerjaan. Sedangkan diaspora Baranusa adalah kepergian warga dan generasi Baranusa ke daerah lainnya di Indonesia untuk tujuan pendidikan (pesantren dan kuliah), pekerjaan, hingga menetap setelah menikah dengan warga lainnya.

Meski secara etimologis istilah "diaspora" yang bermakna "penyebaran" baru pertama kali digunakan dalam Alkitab Ibrani untuk menggambarkan penyebaran secara paksa atau sukarela orang Yahudi dari tanah Israel ke berbagai wilayah lain di dunia, akan tetapi konsep diaspora tersebut juga tetap relevan bagi komunitas lainnya (Homelands and Diasporas: Greeks, Jews and Their Migrations, Minna Rozen). Dengan kata lain, istilah diaspora tidak terbatas pada migrasi manusia dari satu negara ke negara lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline