Pernah dengar istilah: "kerja bagus itu datang dari tekanan waktu"?
Nah, itu biasanya dikatakan oleh mereka yang baru mulai ngerjain tugas H-1 sebelum dikumpulkan.
Jujur aja, siapa sih yang nggak pernah nunda? Tapi pernah nggak kamu berhenti sejenak dan mikir:
"Sebenernya, seberapa bahaya sih ngerjain tugas mepet deadline?"
Ngerjain tugas pas detik-detik terakhir emang bikin deg-degan, fokus mendadak tajam, kopi jadi sahabat, dan inspirasi muncul entah dari mana. Tapi ada satu masalah:
kualitasnya rawan jeblok.
Deadline bikin kita cuma mikirin "selesai", bukan "bagus". Ide mentah langsung ditulis, tanpa waktu untuk direvisi atau diuji logikanya. Hasilnya? Ya gitu deh... asal jadi.
Pernah kirim tugas tanpa lampiran? Atau salah format? Atau bahkan lupa submit karena keburu ngantuk?
Yup. Semua itu terjadi ketika waktu kita habis untuk berpikir, bukan untuk ngecek ulang.
Mengerjakan di ujung waktu bikin kita nggak punya ruang buat kesalahan. Padahal, kesalahan kecil bisa fatal --- terutama kalau dosen atau atasan kamu lagi nggak punya banyak waktu untuk memaklumi.
Kalau kamu pikir tekanan itu motivasi, coba ukur efeknya ke tubuhmu. Begadang, stres, makan nggak teratur --- semua demi ngejar satu deadline. Tapi besoknya ada tugas lain lagi, dan tubuhmu belum sempat pulih.
Risiko jangka panjang? Burnout.
Dan ironisnya, makin sering kamu begadang demi tugas, makin cepat kamu capek dan akhirnya... makin banyak tugas yang keteteran. Siklus tak berujung.
Orang yang terbiasa ngerjain tugas jauh-jauh hari punya keuntungan besar:
Bisa revisi berkali-kali
Bisa riset lebih dalam