Lihat ke Halaman Asli

Abas Basari

Guru Biologi SMA Al Masoem

4 Cara Kreatif Atasi Perilaku Negatif Anak

Diperbarui: 24 September 2022   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hasil berdiskusi dengan para calon guru penggerak di SMA Al Ma'soem dalam rangka MGMP Intern. Pemateri adalah Pak Dadan Rohanedi dan Pak Budi Jayadi , keduanya sedang menjalani calon guru penggerak. Dihadiri oleh semua guru. Berlangsung pada tanggal 12 September 2022.

Berikut hasil ramuan saya sebagai peserta. Dalam diskusi yang penuh dengan pertanyaan sekaligus argumen terkait materi. Diselenggarakan hanya 90 menit saja, namun penuh kesan bermakna. Sebagai modal dalam penanganan perilaku negatif anak di sekolah maupun di rumah. Semoga bermanfaat.

Seperti apa isinya !. Silakan disimak.

Cara pertama adalah kamu tentu punya alasan mengapa melakukan itu. Menggunakan kata tanya bersifat raising qouestion. Menggali informasi lebih dalam tentang kejadian dengan menggunakan kata kunci alasan.

Kata alasan mengajak siswa atau anak untuk belajar berargumen menyampaikan segala sesuatu secara rinci. Dengan harapan dapat memperoleh informasi lebih detail sehingga dalam pengambilan keputusan menjadi obyektif.

Lebih jauh dengan ajuan pertanyaan dengan kata alasan adalah barang bukti. Pendapat siswa akan lebih bernilai karena disertakan dengan bukti yang kuat. Selain itu kita dapat menemukan faktor pendorong munculnya perilaku negatif.

Jadi dengan menggunakan kata alasan kita mendapatkan dua hal yakni faktor pendorong muncul pelanggaran serta apa pun yang menjadi buktinya.

Cara kedua untuk mendapat bukti yang kuat adalah dengan kata tanya adakah cara yang lebih efektif untuk mendapatkan apa yang kamu butuhkan.

Pertanyaan ini mengajak siswa atau anak untuk mendapatkan atau menemukan solusi atas masalah yang telah dilakukan. Guru dan orang tua secara tegas bertugas membimbingnya. Jika dirasa belum menemukan solusi efektif, maka proses bimbingan tidak boleh berhenti.

Cara ketiga. Dalam tahapan ini, peran guru atau orangtua untuk menjaga stabilitas emosi siswa atau anak. Walaupun melakukan tindakan salah tapi bukan untuk menyalahkan diri yang berlebihan. Gunakan kalimat-kalimat  berikut :

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline