Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Kaya Mendadak Akibat Bank Error, Harus Bagaimana?

Diperbarui: 21 Mei 2020   05:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolase oleh penulis. Sumber : gizmodo.com dan grid.id

Peristiwa saldo error dalam dunia Perbankan nasional terjadi lagi minggu lalu pada PT. Bank Mandiri Tbk (BMRI). Menurut informasi kompas.com edisi 22/7/2019 telah terjadi 2670 kasus rekening yang tiba-tiba bertambah atau berkurang saldonya antara 500 ribu hingga 95 juta rupiah. Beberapa diantaranya bahkan ada yang kandas total, tidak ada yang tersisa alias Rp 0,-. 

Pada saat itu disebutkan masalah itu terjadi akibat kesalahan IT. "Gangguan pada sistem IT Bank Mandiri membuat banyak warganet yang mengaku nasabah bank plat merah itu kebingungan. Di jagat media sosial Twitter pun tagar #MandiriError menjadi trending,"tulis Kompas.com. Portal berita lain The Jakartapost.com juga menulis hal yang sama.

Sehari kemudian, Ketua Communication and Information System Security (CISSReC), Pratama Persadha mengatakan bahwa persoalan tersebut terjadi akibatHuman Error, jadi bukan kesalahan sistem IT.

Di dalam pengertian sederhana, Human Error adalah Kesalahan Manusia. Konkritnya adalah tindakan atau keputusan yang tidak disengaja secara umum terjadi akibat kesalahan berbasis skill.

Peristiwa saldo error atau Balance Error pada tulisan ini penulis tulis judul "Bank Error." Peristiwa yang terjadi pada Bank Mandiri itu diakibatkan faktor kesalahan manusia, bisa jadi hal itu akan terjadi kembali atau berulang kembali. 

Mengapa demikian, karena makna psikologis dari kesalahan manusia adalah permintaan toleransi, memaklumi dan manusiawi. Faktanya memang benar kasus saldo error itu terjadi beberapa kali. 

Sebelumnya peristiwa hampir sama pernah terjadi pada 22 Juni 2017. Hampir bersamaan dua tahun lalu Bank Mandiri "dikejutkan" oleh hilangnya sejumlah uang sejumlah nasabah. 

Tanpa diketahui jumlah nasabahnya tapi total uang yang "hilang" pada saat itu dari sejumlah nasabah mencapai puluhan miliar. Sebuah angka yang TIDAK banyak dalam ukuran Dirut Bank Mandiri saat itu, Kartika Wirjoatmodjo.

"Iya itu (dana hilang) betul. Akan tetapi, besoknya udah Kami kembalikan. Jadi setelah ditarik tunai tidak keluar uangnya tapi terdebet, itu besoknya udah kita kreditkan lagi semua.  Sebetulnya nilainya nggak terlalu banyak. Cuman berapa puluh miliar lah," sebutnya di  sini.

Pada saat itu alasan yang diangkat adalah kendala di Back Office (masalah IT) yaitu pencatatan transaksi yang mengalami "overdosis" dari biasanya sekitar 30 juta transaksi perhari menjadi hampir 50 juta transaksi pada tanggal 22 Juni 2017. Kasus itu "menyerang" sistem transaski Tunai, transaksi Antar Bank dan transaksi EDC (Electronic Data Capture).

Kisah sebelumnya lebih bombastis terjadi jauh ke belakang dialami Tomedy salah satu nasabah Bank Mandiri di Pangkalan Kerinci, Riau pada 8 Maret 2016. Tomedy terperanjat tidak kepalang ketika akan menabung via ATM sebesar Rp 250.000 saldonya tiba-tiba menjadi 999 juta lebih. Setelah menabung ia pulang ke rumah lalu melihat sms banking, saldonya 100 triliun rupiah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline