Lihat ke Halaman Asli

Implikasi dan Bumerang Bagi Ahok Menyebut Rizieq Pembohong

Diperbarui: 6 April 2017   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: https://www.kabarin.co/dalam-sidang-ahok-sebut-habib-rizieq-pembohong/

"Bagi saya, Rizieq itu pembohong," kata Ahok. Ahok menyatakan itu berkenaan Rizieq selalu membawa-bawa surat Al Maidah ayat 51 untuk menjegalnya menjadi pemimpin (gubernur) Jakarta . 

Ahok mengartikan bahwa "Al Maidah tidak pernah menyebutkan tidak boleh memilih pemimpin non-Muslim tetapi Rizieq selalu bilang begitu sehingga membuat gubernur tandingan Muslim," ujar Ahok saat diperiksa sebagai terdakwa dalam sidang ke-17 di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (4/4/2017). 

Oleh karena itu, Ahok menilai Rizieq telah menyampaikan kebohongan dengan membawa-bawa surat Al Maidah ayat 51. "Bagi saya, Rizieq itu pembohong," kata Ahok. (www.kompas.com, 4 April 2017).

Implikasi pernyataan ini bumerang bagi Ahok. Bakal  blunder (lagi). Menyebut Rizieq berbohong dengan membawa ayat itu sama saja mengaku diri bahwa Ahok itu paling benar mengartikan ayat itu. Ia lebih tahu, mengerti, lebih tepat mengartikan dan membawa ke mana ayat itu. Sementara Rizieq tidak tepat, tidak benar, bahkan telah dinilai berbohong mengartikan ayat itu dan menyalahgunakan ayat itu.

Rizieq sendiri saat bersaksi di auditorium Kementerian Pertanian, Jl RM Harsono, Jakarta Selatan, Selasa (28/2/2017) sudah memberi pernyataan berdasarkan keilmuannya apa arti "awliya" dalam ayat Al-Maidah 51.  Menurut Rizieq, ahli tafsir salaf sepakat bahwa kata 'awliya' setidaknya memiliki lima pengertian, yaitu 'teman setia', 'orang kepercayaan', 'penolong', 'pelindung', dan 'pemimpin'.

"Semua ahli tafsir salaf, saya katakan salaf maksudnya klasik. Semua ahli tafsir salaf sepakat apakah itu diartikan teman setia, orang kepercayaan, penolong, pelindung, pemimpin, semua sepakat bahwa ayat tersebut sah dijadikan dalil haramnya orang kafir sebagai pemimpin bagi umat Islam," jelas Rizieq. (www.detik.com, 28/2/2017).

Mana yang benar, mana lebih dipercaya, berpulang ke diri masing-masing. Silakan ikuti pendapat Ahok atau Rizieq, silakan. Bebas berpendapat sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing di negeri demokrasi, tapi selalu kita diingatkan harus saling menghargai dan bertanggung jawab. Tak perlu juga menuduh orang lain berbohong apalagi Rizieq sudah berargumen di persidangan dalam mengartikan ayat itu.

Rizieq sudah menyatakan apa yang dimengerti, ditafsirkannya dari ayat itu berdasarkan keilmuan dan kapasitasnya. Ahok sudah menyatakan apa yang diartikan, ditafsirkan dari ayat itu sesuai kelimuan dan kapasitasnya. "Awliya" pada ayat itu pun sudah ditafsirkan (misalnya oleh Quraish Shihab) memiliki arti jamak. Jadi, sah-sah saja Rizieq mengartikan, menafsirkan, lalu menyimpulkan bahwa "awliya" dalam ayat itu berarti pemimpin. Lagipula Rizieq lebih berhak menafsirkan ayat kitab suci miliknya daripada Ahok menafsirkan ayat itu yang bukan merupakan kitab sucinya.Menyebut dan menyimpulkan Rizieq pembohong dalam mengartikan ayat itu, Ahok sudah melampaui ulama/penafsir/ijtihad para penafsir/ulama. 

Apa pantas, layak Ahok menyebut Rizieq berbohong mengartikan, menafsirkan,  menyalahgunakan ayat itu? Antarpara ulama (penafsir) saja yang sama-sama menafsirkan ayat itu, berbeda pengertian, tidak menyatakan penafsir itu pembohong. Ahok harusnya, demi tak ribut negeri, cukup berkata, apa yang ditafsirkan Rizieq adalah pendapat Rizieq dan berbeda dengan tafsiran para ulama lain yang dirujuknya. Itu lebih bisa diterima, menjaga damai, daripada pernyataan "Rizieq berbohong" yang memancing emosi publik. Lagipula, sekali lagi, apapun motif Rizieq menggunakan ayat itu, Rizieq tak bisa dikatakan berbohong. Sah/benar/boleh Rizieq mengartikan ayat itu. Ayat itu bisa diterjemahkan pemimpin dari sekian pengertiannya. Bagaimana Ahok mengatakan pengertian Rizieq itu bohong?

Pernyataan Ahok ini bakal blunder dan bumerang. Blunder, seperti dijelaskan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah kesalahan serius atau memalukan yang disebabkan oleh kebodohan, kecerobohan, atau kelalaian. Bakal juga bumerang, yaitu perbuatan atau ulah yang dapat merugikan dan mencelakakan diri sendiri (KBBI).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline