Lihat ke Halaman Asli

Em Amir Nihat

Penulis Kecil-kecilan

Belajar Sejarah Mbahnya Manusia

Diperbarui: 13 September 2018   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Belajar sejarah layaknya menarik busur panah semakin jauh ke belakang maka semakin kuat daya kencang busur tersebut. Yang berarti semakin optimis dan luas untuk melangkah ke depan. Dari itulah kita harus belajar Sejarah.

Mari kita belajar sedikit tentang Nabi Adam As.

"Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 31)

"Dia (Allah) berfirman, Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu! Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, Bukankah telah Aku katakan kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 33)

"Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, Sujudlah kamu kepada Adam! Maka mereka pun sujud kecuali iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 34)

Dari Nabi Adam As kita belajar bahwa sebagai manusia kita harus mau belajar mau mencari tahu. Ayat tersebut menyatakan bahwa Nabi Adam As tahu nama-nama benda yang jika dijabarkan lebih pasti juga tahu kegunaannya. Tahu gelas pasti tahu kegunaannya, tahu cangkul pasti tahu kegunaannya dsb. Maka kita pun harus terus belajar dengan bekal keingintahuan yakni dengan pertanyaan mengapa dan bagaimana. Jangan sampai kita menyangka belajar hanya di bangku sekolahan sebab belajar itu luas dimanapun dan kapanpun.

Dari ayat itu pun kita tahu bahwa Nabi Adam As adalah guru pertama dan Murid pertama adalah Malaikat. Setelah kita mempunyai ilmu dan pengetahuan, kita dituntut untuk mengajarkan kepada orang lain. Artinya ilmu yang kita dapat tidak kita gunakan untuk diri sendiri melainkan diajarkan ke orang lain sehingga nyata kemaslahatan bagi masyarakat. Sebagai Orang Jawa mengenal istilah Ilmu iku Kelakune Kanti Laku. ( Ilmu itu Dibuktikan dengan Amal ).

Dari QS. Al-Baqarah 2: Ayat 34 kita belajar bahwa ilmu yang kita dapat harus sejalan dengan perintah Tuhan. Harus sejalan dengan Taqwa.

Kesimpulannnya adalah belajarlah terus menerus dimanapun dan dalam kondisi apapun lalu buktikan ilmu itu dengan amal perbuatan yakni mengamalkan untuk diri sendiri dan membagikan ke orang lain dan semua itu goalnya harus mengarah dan dikuncikan dengan tujuan Bertaqwa.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline