Lihat ke Halaman Asli

aad hakim

Enterpreneur

Rokok dan Ideologi Kapitalis

Diperbarui: 23 Desember 2019   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masalah rokok pun manusia masih ribet cari-cari filosofinya. Seperti halnya kopi, rokok juga patut dipikirkan seperti apa falsafah dan ideologinya. Untuk masalah kecil semisal rokok pun manusia masih ribet cari-cari filosofinya. Seperti halnya kopi, yang selalu disandingkan dengan filosofi, rokok juga patut dipikirkan seperti apa falsafah dan ideologinya.

Sama seperti kopi, meski pahit tapi pantas dinikmati. Dalam rokok juga ada beberapa sisi pahit berupa aroma-aroma asap yang tidak sedap. Bagi sebagian orang, benda ini dianggap dapat menimbulkan penyakit.

Bisa juga berdampak pada pengeluaran ekonomi dan sebagainya. Tapi di balik itu semua, orang-orang masih banyak yang menikmatinya dengan begitu syahdu dan membahagiakan.

Bagi mereka, mungkin ada kebahagiaan tersendiri yang ada di atas segalanya yang tidak terdefinisikan oleh rumus-rumus angka ekonomi dan teori-teori kesehatan.

Kenikmatan batin tiada tara yang diperoleh dari sebatang rokok. Maka bukan kenapa rokok dan kopi selalu disandingkan sebab di setiap kepahitan pasti ada rasa manis yang tiada tara.

Saya tidak bermaksud nulis tentang filosofinya. Biarkan para perokok saja yang menemukan jalan ninjanya masing-masing. Hanya saja tulisan ini bermaksud memberi alasan-alasan idealisme bagi kegiatan merokok yang saya tekuni sendiri.

Seperti apa kegiatan merokok saya? Emang beda sama yang lain? Sebenarnya nggak beda-beda amat sih. Cuma kalau orang-orang biasanya menghisap rokok instan yaitu jenis rokok yang biasa dijual di toko-toko baik yang model filter atau yang model kretek. Tuh kayak Surya, Djarum, Dji Sam Soe, LA, Sampoerna, dan lain-lain.

Sementara saya sering bergantian kadang juga rokok instan kadang juga menghisap jenis yang tingwe (ngeliting dhewe), atau litingan, atau lintingan, atau apalah namanya di daerah kalian masing-masing.

Untuk tambahan informasi bagi yang belum tahu rokok litingan itu adalah jenis yang digulung sendiri oleh si perokok. Biasanya memang tidak diwadahi layaknya rokok pada umumnya.

Kadang diwadahi tepak macam tupperware, ada yang mewadahinya dengan bekas kaleng Surya, bahkan ada pula yang mewadahihanya dengan kresek.

Jadi perokok macam ini penampilannya akan sedikit mencolok. Bukan hanya karena wadahnya yang biasanya besar, tapi ketika merokok juga membutuhkan sejumlah ritual yang sedikit memakan waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline