Lihat ke Halaman Asli

Aymara Ramdani

Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Panen Madu bersama Orang Baduy

Diperbarui: 2 Oktober 2021   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Mungkin yang sudah pernah menginjakkan kaki di Baduy, merasakan duren Baduy..keramahan dan kepolosaan warga Baduy, akan selalu RINDU untuk kembali. Nuansa dan suasana yang ada membawa sisi spiritual kita kembali terisi. Dahaga akan kedamaian hati ini terpenuhi, itulah sekelumit mengapa Baduy begitu Istimewa bagi saya.

Dokpri

Dengan menggunakan motor saya akan kembali ke Baduy. Mengingatkan kembali moment Pertama kali saya kesana, tahun 2009, 12 tahun silam. Lalu kembali lagi .Lagi dan lagi. Dan terakhir di tgl 15-16 Agustus ini untuk memanen Madu Baduy dan ternyata ada bonus D U R E N mboiy. Wow kan.
Kususuri jalan aspal itu, kawan. Panas, memang. Tetapi hal itu aku abaikan. Setelah kita memasuk Perbatasan Leuwiliang-Jasinga, udara cukup bersahabat karena hutan sawit membuat udara begitu sejuk. Lanjut lagi memasuk gajrug dan Cipanas lalu Sajira.

Dokpri

Nah ini pas kita memasuki Ciminyak lalu Cisimeut. Hutan yang kulalui mengingatkan aku akan perjalanan menuju Sembalun dari Mataram. Wow. Amazing. Jalan yang baik dan mulus, hawa yang sejuk memanjakan mata dan fikiran kita. Ada warung kopi dan cozy untuk disinggahi di sini kawan. Cobalah dan rasakan sensasinya. Oh iya, bawa nganu-nganu yak, biar lebih gimana gitu. Belokan yang asik. Jalan yang sunyi dan sepanjang mata memandang hanya hutan dan pohon yang rindang
Sangat disayangkan perjalanan yang indah tadi di rusak oleh pemandangan di pinggir hutan itu berserak sampah-sampah. Sampah itu begitu mengganggu, kawan. Apakah masalah sampah ini selalu menghantui setiap perjalanan kita. Aaargh sudahlah, semoga masalah persampahan ini segera bisa diselesaikan dengan selalu berkoordinasi dengan berbagai pihak dan tentunya juga masyarakat ikut andil untuk selalu menjaga dam tak membuang sampah sembarangan.


Akhirnya aku tiba di Ciboleger, kawanku Juli sudah menunggu. Tak lupa kami membeli ikan asin dan keperluan untuk makan malam kami. Dan setelahnya. Kami berbicara, tukar cerita dan berbagi rasa tentang adat, budaya dan pastinya Madu Hutan Baduy yang masih terjaga kealamiannya. Jam 05.00 pagi aku bangun untuk prepare madu ke Kadu Keter.setelah ngopi dan sarapan kita berangkaaaaat.

Kp Campaka aku lewati dan ini yang aku terkesima Dangdang. Ya Dangdang adalah suatu tempat yang ajieb kawan. Sebuah Danau di tengah perkampungan Baduy Luar. Jadi Baduy sama dengan Plawang Sembalun Rinjani. Ranu Kumbolo Semeru, Telaga Dringgo Dieng, Taman Hidup Argopuro. Wow. Oh iya ada warung kopi juga untuk kita singgahi kawan. Nikmatilah suasana itu kawan.

Suku Baduy adalah suatu kelompok masyarakat Sunda di wilayah Banten. Mereka lebih suka disebut sebagai Urang Kanekes dibanding dengan Suku Baduy. Indonesia itu kaya akan masyarakat adat..ada Suku Sasak, Suku Anak Dalam, Suku Dhani, Suku Dayak dan masih banyak suku lainnya di Indonesia

Dokpri

Dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline