Lihat ke Halaman Asli

Aymara Ramdani

Orang yang hanya tahu, bahwa orang hidup jangan mengingkari hati nurani

Pendakian Gunung Rakutak; Ngadem di Ketinggian Sembari Narkopian

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14174227601309708132

Rakutak adalah salah satu gunung yang berada di Bandung Selatan, tepatnya di daerah Sukarame. Jika kita dari arah Jakarta keluar pintu tol Buah Batu lanjut ke arah Bale Endah. Di sarankan untuk berangkat pagi, untuk menghindari macet.  Karena kita akan melewati beberapa pasar untuk sampai ke kaki gunung rakutak tersebut, dan salah satu sumber kemacetannya ya pasar itu. Gunung dengan ketinggian 1921 atau 1922 mdpl ini layak sekali di daki kawan, di samping viewnya yang menarik, jarak tempuh yang tidak terlalu lama juga gunung ini masih menawarkan kesunyian nan romantis dan alami. Tidak seperti gunung-gunung yang sudah familiar untuk di daki.

[caption id="attachment_379691" align="aligncenter" width="504" caption="foto taken faisal"][/caption]

Ya, karena fenomena sekarang ini, hampir semua gunung-gunung yang familiar itu sudah layaknya pasar malam, pasar kaget atau bahkan mall di ketinggian, dan aku tidak mendapatkan kesejukan di puncak gunung itu. Contoh kasus gunung Prau di Dieng, Ranu Kumbolo Semeru dan Plawangan Sembalun Rinjani.  Aku mengkhawatirkan dengan fenomena tersebut. Pendaki atau penikmat alam seperti ku ini yang sekarang menjadi trend itu justru yang akan mengurangi nilai-nilai sakral dari pendakian gunung itu sendiri, aku tidak menjudge mereka yang mendaki gunung, aku tidak menyebut mereka newbie atau senior, karena akupun bukan seorang anggota dari mapala atau dari organisasi apapun. Karena aku yakin bahwa dalam setiap pendakian itu tidak ada kasta seperti itu. Justru yang aku khawatirkan adalah terganggunya ekosistem di gunung itu. Berantakan dan semerawutnya gunung itu, bahkan akan menjadi sebuah komersialisasi pendakian  atau ini yang sangat mengerikan dan ini sudah terjadi, GUNUNG SUDAH MENJADI TEMPAT SAMPAH. karena begitu sedikitnya kesadaran pendaki untuk kembali membawa sampahnya turun. owhh.sowry jadi ngelantur..back to pendakian gunung Rakutak.

[caption id="attachment_379693" align="alignnone" width="720" caption="foto taken faisal"]

1417422817305687906

[/caption]

Jangan dilihat mdplnya kawan, hahaha jalur yang cukup menantang dan menguras tenaga kita untuk menghilangkan penat di kepala, dan jelas dengan medan yang kita lalui itu akan memberikan nutrisi kepada tubuh kita yang tinggal di zona nyaman. bukan Indri Berhati Nyaman lho ya.#ups, jangan terlalu serius lah.

Kita akan tidur beralaskan matras hangat dan juga beratapkan gemintang adalah suguhan atau menu special view yang kita dapati di puncak 2 atau puncak satu. Sekadar info dan OOT, Ternyata di gunung ini menurut beberapa sumber adalah tempat di ditangkapnya pimpinan tertinggi DI/TII, S.M Kartosoewiryo...

[caption id="attachment_379694" align="aligncenter" width="576" caption="foto taken aymara"]

1417422864741005255

[/caption]

[caption id="attachment_379703" align="aligncenter" width="576" caption="foto taken faisal"]

14174237821844935283

[/caption]

[caption id="attachment_379704" align="alignnone" width="540" caption="foto taken kiddie"]

1417423813207653843

[/caption]

Medan awal yang akan kita hadapi adalah perladangan penduduk seperti daun bawang wortel dan leunca. Panasss kawan. ya karena saat pendakin ini, kami tim Narkopian berangkat siang hari, matahari membakar kulit kami tanpa ampun di tambah dengan medan yang kami lalui tanpa ada pohon besar yang menghalangi tubuh kami. ia terbuka dan dengan ganasnya menyantap kulit kami. ngos-ngosan sudah pasti,  air cepat habis kawan. Owh ya di sarankan untuk membawa air yang banyak kawan, karena di gunung ini tidak ada sumber air, jikapun ada itu di Tegal Alun, dan itu jauuuuuuuuuuuuuuh sangat kawan.  Dengan panasnya udara ini, kami beberapa kali beristirahat dan sempat makan siang serta ritual narkopian, persis di ladang kopi milik penduduk. aku dan Ayah, -demikian kami menyebutnya karena memang sudah seperti ayah kami sendiri- sempat tertidur pulas ketika beristirahat di ladang kopi itu.  Bangun tidur, kopi sudah tersedia dan angkat gelas kita bersulang kawan, srupuuuttt. setelah di rasa cukup beristirahat kami lanjutkan pendakian ini.

[caption id="attachment_379695" align="aligncenter" width="477" caption="foto taken kiddie "]

14174229042127805850

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline