Lihat ke Halaman Asli

Blasius Mengkaka

TERVERIFIKASI

Guru.

Harga Beras Mencapai 16 Ribu/Kg!

Diperbarui: 14 April 2023   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Negera agraris seperti negeri kita ini toko pertanian adalah toko yag paling ramai dikunjungi para pembeli. Dari membeli bibit tanaman pupuk hingga obat-obatan. Kemarin saya mengunjungi toko pertanian untuk membeli bibit buncis dan terung untuk saya tanam di kebun.  Mudah-mudahan saya dapat memanen 2 bulan lagi bersama padi-padi yang sudah berumur 1 bulan lebih.

Saya hampir tak percaya bahwa harga beras di pasar Halilulik Kab. Belu-NTT kemarin 13/4/2023 mencapai Rp 16 ribu/kg. Wah parah bila harga beras setinggi ini di pasar! Petani yang berhasil menyimpan padinya akan merasa senang karena dapat menjual pada saat hari tinggi. Tetapi bagi pegawai swasta yang punya banyak tanggungan haraga beras setinggi ini menjadi beban. 

Daerah saya tinggal membentang dataran Oekopa-Ainubut -Seo -Inggereo- Sukabitetek yang sangat subur. Inilah salah satu sentra beras paling penting. Hasil padi biasa diekspor ke luar daerah. Tak heran mengerjakan sawah sudah menjadi pekerjaan pokok sesejak zaman pra aksara hingga generasi kami saat ini. 

Kebun seluas sekitar 1 ha di Halikluhu saya tanami sebagian dengan jati-kelapa-ratusan Pisang -padi- ubi dan sayur labu- buncis dan terung. Jadi saya harus membagi waktu selain mengajar saya harus pergi ke sawah yang biasanya saya lakukan saat sore hari. Jika waktu libur saya lebih banyak waktu merawat-menanam dan memeriksa tanaman-tanaman saya tersebut.

Tentang sawah di zaman leluhur tentu awalnya dilakukan dengan teknik sederhana menggunakan sapi-sapi. Waktu kecil saya pernah merasakan cara menggunakan sapi-sapi untuk mengerjakan sawah di Nurobo. Kasihan sapi-sapi itu dipaksa menginjak sawah hingga cocok untuk ditanam bibit padi.

Kini kami menggunakan handtraktor baik milik sendiri mapun bantuan pemerintah.  Alm. Abraham Dakamoly SM yaitu Kepala SMA Kristen Atambua sekolah saya mengabdi juga rajin mengerjakan sawah. Banyak PNS dan guru-guru terjun mengolah lahan sawah. "Sampai tiga hari penuh kami harus menggiling padi-padi itu menjadi beras di mesin penggilingan padi" kata Bapa Aba kepada saya di tahun 2010. Luar biasa Bapa Aba. Sekitar tahun 2010 saya menyaksikan tumpukan beras meninggi di kediamannya. "Hasil bekerja sawah di Inggereo" katanya ketika itu.

Persawahan adalah urat nadi kegiatan penduduk selama musim hujan setiap tahun. Sawah di sini hanya dapat diolah 1 kali saja. Tetapi di Kecamatan Tastim sawah bisa diolah 2 kali setahun karena airnya tetap mengalir selama musim kemarau. Itulah sebabnya petani di Kec. Tastim Kab. Belu berani menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah favorit. Meskipun petani tetapi mereka hidup lebih dari cukup bahkan terbilang makmur di desanya.

Berbahagialah PNS atau ASN yang punya sawah. Mereka bisa dapat mengalihkan uangnya untuk kebutuhan lain karena beras sudah tersedia. Tetapi di daerah saya ASN yang tidak punya sawah tentu harus pintar-pintar membelanjakan uang mereka. Seorang PNS pernah curhat kepada saya bahwa dia harus membagi gajinya atas sekitar 7 orang anggota keluarganya termasuk anak-anak yang sedang bersekolah.

Saat ini harga beras eceran mencapai Rp 16.000/kg. Hingga bulan April ini padi-padi di sawah mulai menguning. Tentu harga beras akan turun ketika musim panen tiba di bulan Mei-Juni 2023 di mana harga bisa turun sampai Rp 7000/kg.Maka siaplah uang saja lalu  tunggu harga beras turun barulah beli beras. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline