Lihat ke Halaman Asli

Zulfa salsabila

rencana Allah yang paling baik

Menyewa

Diperbarui: 26 Februari 2021   22:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagai rumah kau selalu melindungiku dikala terik panas dan juga hujan lebat. Pondasi yang kuat membuat aku percaya akan kekokohan rumah yang selama ini selalu kudatangi, entah untuk melepas penat atau sekedar untuk meluangkan waktu dari kerasnya dunia ini. Selalu dapat menemani dan menjadi tempat paling nyaman yang pernah kutemui kala badai nestapa menyapa.

Hingga sekarang aku tahu bahwa aku hanya sekedar menyewa rumah dari tubuh seorang perempuan yang memanggilmu untuk pulang. Kau bukan rumah, aku hanya menyewa dan dia adalah tuan rumahnya. Aku tak apa, hanya saja merasa bodoh karena menyewa rumah yang telah berpenghuni. Aku lebih menganggap diriku sebagai pencuri kunci rumah yang sebenarnya tuan rumahnya mengetahui hal itu. Sangat bodoh...

Secepatnya akan kukembalikan kunci itu, kepada pemilik yang sangat lama terhempas dinginnya nestapa ketika rumah itu melindungiku. Percayalah, menyewa itu hal yang sangat memalukan. Apalagi menyewa rumah yang berpenghuni dan memaksa tuan rumah didalamnya untuk kedinginan diterpa nestapa. Kau bukan rumah dan aku hanya menyewa...




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline