Lihat ke Halaman Asli

Salah Kaprah "Comfort Zone"

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam,

Sering kita dengar istilah "Comfort Zone" bahkan juga ada ajakan-ajakan untuk tidak berlama-lama di "Comfort Zone" atau hindari "Comfort Zone" (Zona Nyaman).

Saat pertama kali saya mendengar ajakan ini hingga saat ini saya tidak pernah setuju. OMONG KOSONG KALAU ANDA TIDAK MAU MENEMUKAN KENYAMANAN DALAM BEKERJA! ADAKAH ORANG YANG BERAKAL SEHAT YANG MAU BERGABUNG DENGAN PERUSAHAAN YANG AKAN BANGKRUT DALAM WAKTU 7 X 24 JAM ???? (SEBAGAI BENTUK PELAKSANAAN ANJURAN INI)

Setidaknya saya juga sudah menemukan 1 contoh nyata dari salah seorang teman saya yang menjadi 'korban' akan salah kaprah "Comfort Zone". Dia keluar dari pekerjaan idealnya karena himbauan ini dan akhirnya menyesal sehingga memutuskan untuk kembali ke pekerjaan tersebut. Orang-orang di sekitarnya tidak ada yang setuju ketika dia mau keluar dari pekerjaannya ini.  Setelah beberapa bulan di  pekerjaan barunya ini, dia baru menyadarinya bahwa keputusannya salah. Orang-orang dekat di sekitarnya juga mengetahui perubahan emosi maupun kondisi kesehatan pada teman ini setelah masuk di tempat kerja yang baru.

"Comfort Zone" TIDAK UNTUK DIHINDARI. YANG HARUS DIHINDARI ADALAH KONDISI "UNPRODUCTIVE".

Berikut saya sajikan tabel dan penjelasannya.

Unproductive

Productive

Uncomfort

1

2

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline