Lihat ke Halaman Asli

Tetap Eksis di Tengah Lonjak Kasus Covid-19 Kesenian Wayang Kulit Banjir Penonton

Diperbarui: 21 Januari 2022   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tamanbudayajateng.com

    Maraknya wabah virus Covid-19 ditengah – tengah masyarakat Indonesia membuat banyaknya sektor mengalami kemunduran. Tak terkecuali pergelaran wayang kulit yang ikut terkena imbas nya. 

Pementasan Pagelaran wayang kulit yang umumnya diselenggarakan secara langsung dengan mengundang banyak orang, kini bergeser ke pementasan virtual melalui aplikasi Youtube. 

Namun dengan perubahan cara penyelenggaraan tersebut terbukti bahwa kesenian wayang kulit tetap dapat dinikmati para penggemarnya walaupun di tengah pandemi Covid-19 tanpa adanya kecemasan.

Lahirnya ide baru penyelenggaraan virtual ini adalah buah hasil pemikiran  dari  Panitia Hari Wayang Dunia (HWD) VI pada tahun ini. Dengan tema “Wayang-19: Inovasi Dalam Pandemi”, yang diselenggarakan mulai hari senin (2/11/2020) malam bersamaan dengan seminar budaya dan pentas kolaborasi Ki Blacius Subono serta Ki Nanang Hape. Yang kemudian dilanjutkan pada hari jum’at (7/11/2020) yang disiarkan melalui media virtual Youtube Isi Surakarta Official, acara ini diadakan setiap pukul 19.00 WIB sampai dengan selesai. Panitia penyelenggara Wayang-19 ini juga turut menghadirkan wayang dari berbagai daerah diantaranya, Gaya solo, Banyumasan, hingga Jawa Timuran.

Pementasan virtual ini tak sedikit membuat perkembangan kesenian Wayang Kulit semakin banyak dikenali hingga macanegara, karena tidak lagi hanya mengandalkan penonton disekitar lokasi pementasan saja, kini satu judul pementasan wayang kulit dapat disaksikan oleh banyak masyarakat Indonesia bahkan luar negeri. Kemudian bagi mereka yang tertinggal siaran, mereka tetap bisa menikmati dengan memutar ulang video pementasan tersebut.

Adanya pandemi Covid-19 ini justru dapat menjadi tantangan untuk para seniman  agar terus berinovasi dan berfikir kreatif dengan memanfaatkan perkembangan zaman. Karena pada situasi pandemi ini semua orang berbondong – bondong beralih ke Virtual demi untuk menekan angka positif Covid-19. “Ya intinya inovasi itu harus digarap sesuai dengan karakter media sosialnya. Agar bisa diterima masyarakat,” terangnya. Ika Yunanti.

Dengan demikian para penggermar wayang kulit tetap bisa menikmatinya dengan fleksibel tanpa khawatir terpapar virus Covid-19, dan juga para dalang serta pemain alat musik didalam pementasan virtual tersebut tetap menggunakan masker guna untuk memberikan awarness kepada masyarakat mengenai protokol kesehatan 5M agar tetap melaksanakannya secara disiplin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline