Lihat ke Halaman Asli

Upaya Melestarikan Lingkungan dengan Penggunaan Barang Bekas Plastik Menjadi Teknologi Irigasi Tetes

Diperbarui: 13 Agustus 2022   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Desa Cihanjuang - Kamis (28/7/2022) pukul 13.00 WIB, mahasiswa KKN Tematik UPI 2022 Kelompok 72 bertempat di RW. 09 Desa Cihanjuang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat melaksanakan sosialisasi dan demonstrasi mengenai upaya menghadapi perubahan iklim pada sektor pertanian dan kelestarian lingkungan.

Iklim memiliki hubungan dengan perubahan cuaca dan pemanasan global. Perubahan iklim merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan berubahnya pola iklim dunia yang  mengakibatkan fenomena cuaca yang tidak menentu. 

Hal ini sangat berpengaruh pada sector pertanian. Sektor pertanian sangat rentan terhadap perubahan iklim karena berpengaruh terhadap pola tanam, waktu tanam, produksi, dan kualitas hasil. Indonesia merupakan negara yang memegang peran penting terhadap sektor pertanian.

Penggunaan plastik di negara Indonesia masih cukup tinggi, sehingga dibutuhkan tanggung jawab untuk pengelolaan barang bekas terutama plastik. Daur ulang sampah menjadi strategi untuk mencegah pencemaran lingkungan dan melestarika sumber daya alam. 

Sampah plastik yang dibakar, ditimbun di TPA, atau mengapung di tengah laut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan menjadi masalah bagi makhluk hidup. 

Manfaat daur ulang lainnya adalah mengurangi jumlah sampah yang dikirim ke tempat pembakaran sampah (TPS) dan TPA, sehingga keduanya punya ruang untuk menampung sampah lainnya.

Berdasarkan dengan tema yang diangkat yaitu SDG’S no 1 desa tanpa kemiskinan dan juga hasil wawancara dengan pihak RW 09 serta survei lapangan menunjukan bahwa di wilayah RW 09 Desa Cihanjuang mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani. B

erdasarkan dengan hail tersebut, kelompok 72 KKN UPI 2022 di Desa Cihanjuang mengadakan program yang dapat mengedukasi para petani ketika dihadapkan dengan perubahan iklim yang dapat mengakibatkan penurunan hasil panen serta melestarikan lingkungan dengan pemanfaatan barang-barang bekas. Program yang dilaksanakan terbagi menjadi dua yaitu sosialisasi dan demonstrasi pembuatan teknologi adaptasi.

Sosialisasi digelar secara online melalui grup Whatsapp. Sosialisasi dilakukan dengan mengirimkan video edukasi berisi upaya-upaya yang dapat dilakukan petani atau pelaku industri pertanian dalam menghadapi perubahan iklim yang terjadi. 

Selain itu, dicantumkan pula link-link youtube yang berisi video  langkah-langkah membuat teknologi adaptasi untuk menanggulangi dampak perubahan iklim pada sektor pertanian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline