Lihat ke Halaman Asli

Seikat Bunga dalam Gelap - Merebut Kembali Petik Emas (Part 2)

Diperbarui: 3 Juli 2020   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Felix melepaskan cekat tangannya dari kerah lusuh seorang Rexa yang mengangkat tangan setelah mendengar raungan knalpot itu. Dia tahu bagaimana caranya menahan nafsu dari sebuah amarah daripada Felix. 

Sementara tiga Vios hitam dengan emblem Gold Fangs berwarna putih sepanjang moncong mobil sampai ke bagian belakang melaju dengan cepat menuju arah gudang, mereka akan melewati God Claw di pintu masuk yang sudah siap dengan senjata mereka.

Salah satu anggota kelompok Gold Fangs dalam mobil itu adalah Reno, seorang pembunuh yang menghabisi anak kandung Tera, dia ingin kekuasaan Gold Fangs jatuh semua kepadanya. Tidak pungkiri, Gold Fangs menguasai konglomerat, kaum-kaum tajir yang memiliki bisnis melimpah di tengah perkotaan, sementara God Claw berperan sebagai sayap pelindung diantara jalan masuk pelabuhan, jalan-jalan yang dipenuhi bajing loncat, lebih kental dengan kaum sindikat perdagangan daripada bergaul dengan kaum tajir dengan bisnis yang biasa.

Kehidupan God Claw yang keras membuat Reno ingin merasakan seperti itu, baginya kehidupan Gold Fangs sangat membosankan. Mereka hanya berkutat dengan dunia damai tanpa perang dan senjata. Padahal, mereka adalah mafia.

"Bos, God Claw!" decak Fedro, dia adalah kaki tangan Reno yang dipercaya.

"Gue tahu, lo masuk pelabuhan, lewati mereka!" balas Reno, ia mengeluarkan pucuk senjatanya, sementara leher yang dipenuhi tato naga itu meliuk ke arah God Claw yang dengan cepat masuk ke dalam mobil dan mulai melakukan ancang pengejaran.

Rexa segera masuk ke dalam mobil, ia berseru kepada anak buahnya. "Masuk Brother! Kita ada santapan, Man!." Felix masih santai, ia berjalan ke arah Rexa yang sudah menyalakan mesin, tanganya yang menggenggam revolver bersender di atap mobil, dan kepalanya condong di depan jendela yang terbuka. 

"Urusan lo sama gue belum selesai."

"Gue enggak pernah kabur, kapanpun lo mau, gue ladeni."

"Good!" dengan senyum tengil, Felix mencengkram dagu Rexa hingga tertekan membentuk kerucut. "Dengar ya, laki-laki itu seperti ... INI!!!"

Zdor!!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline