Lihat ke Halaman Asli

Mengapa Ajax Selalu Melempem di Kandang Saat Bertemu Tim Kuat Eropa?

Diperbarui: 9 Mei 2019   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ajax mengalami antiklimaks pada pertandingan semifinal leg 2 melawan Tottenham. Tampil perkasa pada semifinal leg pertama di London, Ajax justru tumbang 2-3 ketika dikandang sendiri.

Ajax sebenarnya unggul dua gol terlebih dahulu pada babak pertama lewat gol De Ligt pada menit ke 5 dan Hakim Ziyech pada menit ke 35, sedangkan tiga gol Spurs merupakan hattrick Lucas Moura yang dicetak pada menit 55, 59 dan 96.

Sebagai catatan, kekalahan tersebut merupakan kekalahan kedua Ajax di Liga Champions musim ini dan anehnya, kedua kekalahan tersebut terjadi ketika bermain di Johan Cruijff Arena. Satu kekalahan lainnya yaitu ketika berhadapan dengan Real Madrid di babak 16 besar dengan skor 1-2.

Kemuadian mengenai kebobolan tiga gol, juga menjadi yang kedua bagi Ajax musim ini di Liga Champions, yang pertama yaitu pada pertandingan penyisihan grup melawan Bayer Munchen yang berakhir imbang 3-3.

Dengan hasil ini, Ajax dipastikan gagal melaju ke partai final Liga Champions yang akan berlangsung di Madrid (Stadion Wanda Metropolitano) karena kalah produktivitas gol tandang.

Baca juga Sanggupkah Klub Inggris Menguasai Eropa?

Ajax sendiri musim ini menjadi kuda hitam dalam perburuan gelar Liga Champions setelah berhasil menyingkirkan juara bertahan Real Madrid di babak 16 besar dan favorit juara Juventus di Perempatfinal yang diperkuat mega bintang Cristiano Ronaldo.

Berikut beberapa faktor yang mungkin berpengaruh bagi kekalahan Ajax dinihari tadi;

Babak eliminasi pertama Ajax bermain dengan penyerang murni

Top skor Ajax pada kompetisi ini yaitu Dusan Tadic dengan 6 gol, Tadic lebih banyak dimainkan sebagai false nine pada musim ini padahal posisi sebenarnya adalah merupakan seorang pemain sayap.

Ajax sendiri mengalami dilema dengan para penyerangnya. Tercatat sebanyak 12 pertandingan sejak babak penyisihan grup sampai dengan semifinal leg kedua dinihari tadi, hanya pada 4 pertandingan Ajax menggunakan pemain dengan tipe penyerang murni sebagai starter sejak menit pertama, yaitu tiga pertandingan grup dan satu pada babak eliminasi yaitu di semifinal leg kedua dinihari tadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline