Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi: Selepas Isya

Diperbarui: 19 September 2021   19:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Remot TV. (Sumber Foto: oleh Karolina Grabowska dari Pexels)

Selepas isya. Ada suara di televisi yang menyala.

Percakapan demi percakapan. Iklan demi iklan. Matamu terkunci di layar televisi. Mataku menatap segelas kopi pagi tadi.

Layar televisi mati.

Matamu kembali mengeja layar ponsel yang sejak tadi menepi. Mataku membaca mendung yang terdampar di halaman. Diam-diam malam berlalu. Dalam bisu.

**

Azan isya baru saja bertamu. Suara televisi tak jua bisu.

Percakapan demi percakapan lagi. Iklan demi iklan lagi. Kembali, matamu terkunci di layar televisi. Kembali, mataku menatap segelas kopi pagi tadi.

Layar televisi mati.

Matamu memandang ponsel yang terhampar di atas ambal. Mataku menatap butiran hujan yang berjatuhan di halaman. Malam tenggelam. Diam-diam.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline