Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Cerpen: Setelah Hari Ketiga

Diperbarui: 25 Juni 2021   15:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi lelaki dan bangku (sumber gambar: pixabay.com)

Kawanan perampok itu melarikan diri. Tersisa tiga orang yang tergeletak di tanah. Tak bergerak. Tak lagi bernyawa.

Seorang perempuan bergegas keluar dari persembunyian di semak-semak. Berlari, dan segera menjatuhkan tubuh. Kemudian memeluk erat tubuh kekasihnya yang berlumuran darah.

"Bicaralah! Jangan diam!"

Air mata menemani teriakan itu. Tak ada sahutan. Selain gerak segukan nafas dari hidung, terhalang aliran darah yang tak henti keluar.

"Demi Tuhan! Bicaralah!"

Perempuan itu tahu. Kekasihnya masih hidup. Tapi tak ada pilihan yang bisa dilakukan di antara kegelapan malam, dan jalanan yang sepi. Kecuali menemani dan memeluk kekasihnya.

Perlahan, mata lelaki itu terbuka. Menatap wajah cantik yang begitu dekat, dan melekat erat di wajahnya.

"Dengarkan. Cintaku hanya tersisa sedikit. Tapi itu cukup untuk seumur hidupmu. Aku..."

Kamera menjauh! Terdengar nada lirih musik, menyambut butiran hujan bulan Desember, yang menghujani perpisahan.

Tak lama, barisan nama-nama memenuhi layar. Termasuk nama Andy Lau dan Rosamund Kwan. Mengakhiri film Hongkong yang aku lupa judulnya itu.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline