Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Asep Zaelani

Pekerja Sosial Perusahaan, NU dan Gusdurian

CSR dan Solusi Permasalahan Listrik Desa

Diperbarui: 13 Maret 2021   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kehadiran investasi selama ini dianggap sebagai "mantra sakti" yang secara otomatis akan membawa dampak positif bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. Namun pada kenyataannya tidak selalu seperti itu. Memang ada banyak kota baru yang lahir karena terdongkrak oleh kehadiran perusahaan. 

Namun tidak jarang kita jumpai daerah yang kaya akan sumber daya alam tapi kondisinya masih cukup memprihatinkan. Untuk sekadar menikmati penerangan listrik saja masyarakat harus bersusah payah mendapatkannya.

Bagi sebagian besar komunitas masyarakat yang hidup di wilayah pedalaman, fasilitas listrik masih menjadi barang yang mewah, langka dan sangat sulit untuk didapatkan. Lokasi desa yang sangat remote area, jumlah penduduk yang sedikit dan berpencar-pencar memang menyulitkan bagi PLN untuk membuka jaringan sampai kesana.

Warga yang mampu bisa membeli panel listrik tenaga surya atau menggunakan genset secara mandiri sebagai sumber penerangan. Itupun hanya bisa mereka nikmati dalam jangka waktu beberapa jam saja. 

Sedangkan warga yang kurang mampu terpaksa harus rela gelap-gelapan setiap malamnya, sambil terus berharap adanya bantuan dari pihak pemerintah atau perusahaan.

Kondisi yang dihadapi oleh masyarakat desa-desa lingkar tambang tersebut berbanding terbalik dengan kondisi yang terjadi di lingkungan kerja atau tempat tinggal karyawan perusahaan. 

Genset perusahaan bisa beroperasi selama 24 jam. Sehingga suplai listrik akan terus menyala siang dan malam tanpa harus khawatir terjadinya kekurangan pasokan daya.

Situasi kontras seperti inilah yang kadang menjadi pemicu munculnya kecemburuan sosial dari masyarakat yang ada di sekitar perusahaan. Sehingga tak jarang berujung pada terjadinya aksi demonstrasi yang menuntut adanya kepedulian dari perusahaan terhadap permasalahan yang sedang mereka hadapi.

Masyarakat menilai perusahaan telah berlaku tidak adil, mengambil dan mengeruk kekayaan sumber daya alam setempat namun tidak mau peduli dengan kesulitan yang dihadapi masyarakat. Aksi demonstrasi yang mereka lakukan sejatinya adalah jalan pintas yang dipilih agar bisa segera mendapatkan perhatian dari pihak perusahaan.

Tentu saja aksi demonstrasi yang terjadi akan berdampak kurang baik terhadap kinerja perusahaan. Pihak manajemen akan disibukkan untuk negosiasi dan menyelesaikan tuntutan dari masyarakat. Bahkan tak jarang operasional perusahaan harus terhenti total dalam jangka waktu beberapa lama sampai adanya kesepakatan antara ke dua belah pihak.

Sikap yang biasa diambil oleh perusahaan tambang dalam menyikapi tuntutan masyarakat tentunya sangat beragam, namun mayoritas biasanya memilih cara-cara instan yang dianggap bisa lansung memadamkan api demonstrasi dan menyelesaikan persoalan saat itu juga. Dengan harapan operasional perusahaan yang sempat terganggu bisa kembali berjalan normal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline