Lihat ke Halaman Asli

Zabidi Mutiullah

TERVERIFIKASI

Concern pada soal etika sosial politik

Peringatan Khaul Ke-14: Gus Dur, Tiga Kandidat Pilpres dan Harapan

Diperbarui: 1 Januari 2024   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Sumber Foto Kompas.com/Wikipedia.

Tanggal 30 Desember 2009, atau 14 tahun lalu, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur meninggal dunia. Kepergian beliau menyisakan banyak hikmah. Terutama dibidang kemanusiaan.

Meski begitu, jasa Gus Dur di dunia politik juga tak kalah besar, terutama dikalangan warga NU. Berkat Gus Dur, pandangan tentang politik lambat laun bergeser. Dari bidang yang awalnya dianggap utama, pindah ke obyek yang cuma sebagai alat.

Saya kira, sukses Gus Dur menggeser paradigma politik tersebut perlu dijadikan dasar. Harus menjadi titik mula kita dalam memandang dunia politik. Bagi siapapun. Baik para pemilih, dan terlebih politisi serta pengamat.

Apalagi pada masa sekarang. Di mana sebentar lagi kita akan menghadapi pemilu legislatif atau pileg dan pemilu presiden atau pilpres. Jangan sampai pemilu ini menjadi faktor rusaknya hubungan berbangsa dan bernegara. Cuma gara-gara pandangan politik kita tidak seperti Gus Dur misalnya.

Di banding pileg, dari segi peluang pilpres nampaknya menyimpan potensi gesekan lebih keras di tengah masyarakat. Mengapa, mungkin karena yang akan dipilih tidak sebanyak anggota legislatif.

Lalu dari segi pengelompokan partai politik, pilpres cenderung menyeret aspirasi menjadi lebih cair. Banyak pemilih yang memberikan elektoral pada kandidat pilpres tidak didasarkan kepada partai pengusung. Tapi kepada figur.

Pilpres 2024 mendatang akan diikuti oleh tiga pasang kandidat. Sesuai nomor urut, ketiganya adalah Anis Baswedan-Muhaimain Iskandar atau Amin, kemudian Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka atau PSG dan terakhir Ganjar Pranowo-Mahfud MD atau Gama.

Sudah maklum, bahwa salah satu dari masing-masing tiga pasang kandidat tersebut memiliki keterkaitan dengan Gus Dur. Bahkan secara langsung, bukan cuma sekadar disangkutpautkan. Jadi, keterkaitan mereka bukan “kaleng-kaleng”…

Pertama pasangan Amin. Disini, yang terkait dengan Gus Dur adalah sang cawapres bernama Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Anda tahu, tiap mendengar sebutan Cak imin, nama Gus Dur selalu diikutsertakan.

Sayangnya, bukan dalam konteks yang positif. Tapi negatif. Ya benar, dalam meraih posisi sebagai Ketua Umum PKB dan membuka peluang jadi cawapres, Cak Imin dianggap melakukan kudeta terhadap Gus Dur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline