Lihat ke Halaman Asli

Yusep Hendarsyah

Kompasianer, Blogger, Bapak Dua Anak

DeJa vu! Tanding Ulang Jokowi-Prabowo

Diperbarui: 19 Januari 2019   06:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wefie saat nobar

Saya senang dengan Judul Head Line di halam utama   Kompas Hari ini berjudul Capres Belum Saling Mengapresiasi ditampilkan dalam narasi yang sesuai dengan fakta dilapangan. Selama kurang lebih 4 jam kedua pasangan calon mencoba mengemukakan visi dan misinya lalu memilih amplop huruf A s.d E yang didalamnya sudah ada pertanyaan dari para panelis.  Masing masing Pasangan calon mulai menajwab pertanyaan kemudian pasangan calon menyanggahnya begitu sebaliknya.

img-20190118-wa0044-5c41d19cab12ae0cef3bba34.jpg

PERBEDAAN VISI

Di awal pemaparannya masing masing kandidat menyebutkan visinya masing -- masing. Jokowi menyebutkan visinya bersama KH. Ma'ruf  Amin adalah Indonesia Maju.  Maju karena langkah -- langkah sebelumnya sudah dipancangkan. Narasi pembangunan negara maju dengan infrastruktur yang menunjang adalah entry pointnya. Sedangkan Prabowo yang punya style Amerikanya Trump Make American Great Again ! Selalu dan kembali  menyebutkan Indonesia Menang. Dengan artian Bangsa ini pernah jaya, dan saat ini Indonesia berada di keterpurukan. Narasi Tingkat Korupsi di Indonesia yang sudah stadium 4 dan lain --lainnya adalah menunjukan kalau mau menang maka pilihah dia. Di saat debat, pemilihan diksi korupsi stadium 4 ini menjadi hantaman yang berbalik menuju kepadanya. Dilihat dari data ICW mengenai data para calon legislatif mantan terpidana/ koruptor salah satu yang terbanyak sejumlah 6 (enam)  orang  dan Prabowo adalah Ketua Umum yang mengesahkan pencalonannya.

Pada sesi  pertama dengan tema hukumdan  ham  kemudian korupsi dan terorisme terlihat jelas panggung milik siapa. Kalau menurut Charles Bonar Sirait (pakar komunikasi, kandidat Doktor Komunikasi ) ketika saya menyambanginya semalam di kantornya di  kawasan Benhil untuk nonton bersama debat capres. Pemilihan Charles didasari pada debat tahun 2014 lalu, dia pernah mengupas dari sisi komunikasi politiknya . Meski demikian saat ini tentu ada yang berbeda dengan masing -- masing kandidat pasangan .

Jokowi dan KH. Ma'ruf Amin

Charles dan analisa komunikasinya membuat kami memiliki banyak informasi yang berbeda dalam melihat debat capres malam itu


Pasangan nomor urut 1 ini , terlihat santai. Raut wajah Jokowi terlihat tenang dan santai. Ini dimungkinkan karena saat ini berbeda dengan lima tahun yang lalu, dimana saat itu dia masih meraba -- raba peta politik sebelum akhirnya terbiasa pada debat debat selanjutnya. Ini juga yang terlihat dari Pasangannya yang baru, KH . Ma'rud Amin pada sesi Hukum, Ham dan Korupsi belum terlalu banyak mendapatkan porsi. Pada sesi Terorisme , dominasi Kiyai ini mampu menghipnotis  pemirsa yang menyaksikan di layar kaca. Termasuk saya. Terorisme ada dua : Berasal dari pemahaman agama yang salah dan yang kedua berasal dari faktor ekonomi. Dua hal ini kemudian dibreakdown dengan solusinya yang komprehensif.

 Prabowo- Sandi 

Pasangan nomor urut  dua yaitu Prabowo Sandi berbeda lagi.  Tak ada tampilan gahar dari Prabowo, berapi --api sesuai karakternya di milier. Tampilan wajahnya lebih tenang seolah optimisme terpancar dari dirinya. Lagi pula, ini adalah debat yang kesekian kalinya dari poses politik yang dilakoninya selama ini. Meski demikian karena karakternya yang cepat bersama pasangannya yang lebih muda, maka kemenangan fisik dan stamina seharusnya menjadi modal utama mereka.

Berbeda dengan Prabowo, Pasangan mantan kadernya di Gerindra .  Dari sisi komunikasi politik, Sandi dinilai telah mampu merubah paradigma orang lain  yangmelihat  karakter nyelenehnya  menjadi sosok orator dengan pemilihan diksi yang baik. Cobabandingkan saat dia  berada pada panggung debat cagub dan cawagub DKI bersama Anis. Kalau menyimak dengan jelas pasti ada bedanya.

Saat debat semalam, Tidak ada lagi kalimat split tongue (keseleo  lidah) , artikulasi bahasa yang kurang pas, hampir semua yang diucapkannya clear . mungkin karena faktor sang Ibundanya lah yang juga seorang public speaking, performa Sandi mulai berubah.  Di sini Charles yang memiliki sekolah komunikasi dan telah menghasilkan 9 buku (bertemakan komunikasi) mengapresiasi Sandi sebagai bintangnya .

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline