Cerita fiksi
Aku punya visi, misi dan pandangan yang hebat
menurut orang lain. Tentu saja tidak gratis, tanpa uang, mana ada loyalitas dari para pengikutku.Baiklah, aku mulai dari nol, aku tukang panjat sosial karena aku bosan hidup miskin, berasal dari desa miskin dan diremehkan orang karena miskin.
Waktu melaju begitu cepat, nama besar mertua ku punya andil, aku meroket begitu kencang dan namaku berkibar berkat dukungan istriku dari keluarga terhormat.
Kuraih sudah semua kesuksesan itu, aku menjabat sebagai salah satu orang yang disegani di daerah asalku
Kukeruk kekayaan disana dan mengerti khan, pundi uangku menggemuk seperti juga tubuh ku. Dorongan untuk rakus dari rekan se kolega menular padaku. Visi, misi dan pandangan ku dikaburkan oleh wanita baru yang masih muda, asisten pribadiku, sebagai seseorang yang modis dan cerdas.
Sebagai pria setengah baya, siapa yang tidak suka dengan sesuatu yang begitu segar. Aku lupa siapa diriku, prinsip ku, kusembunyikan semua borokku.
Kujebak istriku dengan tuduhan perselingkuhan, jahat sekali ya? Ya mungkin dulu aku berfikir begitu, saat aku masih lugu, kenapa sekarang tidak?
Semua orang masih tertipu dengan figurku yang layak jadi suri tauladan, yah ... Aku bercerai, lalu menikahi wanita muda itu . Dorongan rakus makin menggebu. Aku butuh memanjakan dan memberi apa yang terbaik untuk istri baru ku.
Apes, aku kena batunya, kecuranganku terbongkar, tetapi bukan aku kalau tak bisa menyiasatinya. Semua uang kuberikan pada istri baruku, yang kuceraikan hanya sebagai setting an .
Aku masuk bui dan memastikan mantan istri baru mendapat jabatan dan bersikap seolah tak berurusan denganku lagi karena masalah KDRT, settingan juga.