Lihat ke Halaman Asli

Yuli Anita

TERVERIFIKASI

Guru

Ketika "Kemalasan" Itu Bercerita

Diperbarui: 25 Oktober 2020   21:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber:kaltengpos.co

Tak terasa sudah lebih dari satu semester  pembelajaran daring dilaksanakan di negeri ini. Corona datang dengan membawa banyak perubahan. Tak terkecuali dalam bidang pendidikan. 

Ada yang mengatakan secara bergurau kalau dulu anak ke sekolah tidak boleh membawa HP, sekarang anak harus selalu membawa HP tapi tidak boleh sekolah. Ya, HP dan laptop sekarang menjadi kebutuhan utama anak sekolah. Tanpa salah satu dari dua benda tersebut sulit rasanya mengikuti pembelajaran di era ini.

 Pembelajaran daring memang istimewa. Persiapan dan penilaian yang dilakukan dua kali lipat dibanding pembelajaran biasa. 

Jika biasanya para guru membuat power point dengan 'biasa-biasa saja',kini harus mengemasnya dengan detail dan menarik. Para guru selalu berusaha agar apa yang jadi tujuan pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik dan anak tidak bosan untuk belajar.

Dalam hal penilaian juga harus ada kerja keras dan sabar , terutama saat mengingatkan anak-anak terlambat  mengumpulkan tugas, entah terkendala jaringan atau segan. 

Juga yang benar-benar menuntut kesabaran adalah saat harus memeriksa pekerjaan siswa. Jika jaringan cepat, koreksi satu kelas memerlukan waktu kira-kira 1-2 jam.

Namun jangan ditanya jika jaringannya lambat. Koreksi satu kelas bahkan bisa setengah hari. Padahal rata-rata kelas yang dipegang oleh guru lebih dari empat kelas.

Memang seperti yang sudah diprediksi sebelumnya masalah yang nantinya akan banyak muncul adalah   masalah  jaringan, kuota, gadget, namun ternyata dalam perjalanan muncul masalah-masalah lain yang di luar prediksi

Hal yang selalu menjadi pembicaraan antar guru dari hari ke hari adalah selalu saja ada siswa yang tidak mengikuti pembelajaran, yang ditandai dengan tidak masuk LMS atau tidak mengumpulkan tugas. 

Dan celakanya golongan ini semakin hari semakin bertambah. Mula-mula saya menduga bahwa akar masalah yang timbul adalah berkisar pada gadget, jaringan dan kuota. Tapi ternyata tidak sesederhana itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline