Lihat ke Halaman Asli

Tujuh Putri Bintang ( fantasi ) part-1

Diperbarui: 10 Oktober 2016   13:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dengan tidak mengurangi rasa hormat terhadap sejarah kebudayaan Bangsa Indonesia, berikut ini adalah salah satu legenda rakyat Jawa yang saya kembangkan menjadi sebuah cerita fantasi ^,^

 

“Aku tidak mengerti kenapa kita harus pergi kesana,” gerutu Electra seraya mengetuk-ngetukkan jarinya diatas meja, “Apa menariknya sih ?”

“Disana kan tempat nenek moyang kita berasal kak,” sahut Merope yang terlihat sibuk mencermati layar Media-Pencari-Berita di hadapannya.

“Iya. Tapi tempat itu kan masih primitif. Aku …”

“Jangan bilang begitu kak,” sela Merope, “Mereka kan sedang dalam proses membangun peradabannya kembali. Kebetulan saja kita beruntung karena para pendahulu kita dulu sempat menyelamatkan diri saat banjir besar melanda. Kalau tidak, saat ini mungkin kita yang berada di posisi mereka.”

“Maka dari itu kukatakan mereka primitif, Merope. Teknologi mereka pasti masih kuno sekali.”

“Kita ini kan hendak berlibur kak,“ Alcyone muncul di belakang mereka dengan membawa sebuah kotak besar di tangannya, “Tidak harus selalu ke tempat yang penuh dengan teknologi maju kan ?”

“Kita ini seharusnya sibuk mempersiapkan segala sesuatu sebagai tuan rumah Konferensi Semesta Raya yang sebentar lagi akan berlangsung. Bukannya bersantai,” tukas Electra.

“Tidak ada salahnya bersantai sedikit kak,“ Taygeta merangkul bahu Electra, “Justru karena selama beberapa waktu ke depan kita akan sibuk sekali, makanya kita perlu beristirahat sebentar.”

“Ini namanya buang waktu.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline