Lihat ke Halaman Asli

Rizal De Loesie

Seorang Lelaki Penyuka Senja

Dia yang Mampu Mendekat atau Mendekap?

Diperbarui: 30 November 2018   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pic:pixabay

Bertabah sebelum rebah.  bukanlah kalah. Jiwa mengalah  "Pelangi setelah Hujan" kata pepatah. Bukanlah kita menjadi latah, lidah biasa salah karena senantiasa basah.

Setangkup awan mengabar hujan. Dia jatuh  dari racikan awan yang tak tegar menahan beban. Hujan itu sendirian temannya banyak. Terkuak terkelubak terkupak tersibak, air menjadikan bumi dalam  airmata yang dihisap, yang dirindukan daun kering untuk berbenah ke dalam tanah.

Apalah bedanya, manusia setengah baya memanjakan asa di ujung senja, Dia hanya pemimpi yang tak tidur. Bukankah semua kesemuan dari kesamaan. Lalu ada cangkir kopi tertatak, cangkirnya retak tiada lagi sempurna walau di bedak.

Pelangi menanti, hanya sekilas cahaya yang menjemukan cinta, karena cinta sesungguhnya milik Nya, Dia yang mampu mendekat atau mendekap dalam hangat kasih Illahi, kasih abadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline