Lihat ke Halaman Asli

Yudi Yurnalis

Dokter Hewan di Pemkab Lebong

Sapi Perah (3)

Diperbarui: 6 Maret 2021   14:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Esok Senin kubergegas, menyiapkan laporan bulanan, laporan kinerja yang sedikit menambah penghasilan. 

Biasalah, seorang PNS dengan gaji besar atau kecil pastinya akan habis di setengah bulan. Sisanya yah menunggu penghasilan tambahan seperti tunjangan kinerja itu.

Semenjak Pak Presiden menggalakan gerakan Anti Pungutan Liar, kami selaku petugas di lapangan tidak berani lagi memungut bayaran dari masyarakat. Walaupun terkadang kami harus berkorban, minyak motor, makan di warung, rokok dan kopi dan yang paling penting obat-obatan sebagai penyelamat hewan-hewan di Bumi Swarang Patang Stumang.

Makna dari moto tersebut antara lain sebagai rasa senasib sepenanggungan, saling membantu dan tolong menolong dalam kebaikan. Termasuk dengan hewan versi pengertian dari saya pribadi.

Saya pun jadi teringat dengan kisah seorang wanita yang masuk syurga karena memberi minum hewan yang kehausan. Begitu juga kalau kita tidak menolong hewan atau menelantarkannya...maka akan terjadi sebaliknya.....

***

3 Tahun selanjutnya...

Aku sedang menulis tentang Reproduksi Sapi Perah. Yah sebagai judul Tesis yang aku ajukan di perguruan tinggi kedokteran hewan di Kota Hujan itu.

Tak terasa waktu cepat berlalu. Aku pun teringat dengan Pak Slamet dan Sapi Perahnya. Aku berharap ia berhasil dengan usahanya. Tidak ada kata kapok atau jerah dalam memelihara Sapi Perah walaupun tantangan dan cobaan yang begitu berat datang menerpa.

Memang memelihara Sapi Perah tidak lah mudah. Perlu keuletan dan kesabaran yang tinggi. Terutama dalam menjaga kebersihan atau sanitasi kandang. Sapi Perah harus dimandikan setiap pagi, lantai kandang harus bersih dan tidak tergenang air agar sapi sehat juga susunya.

"Halo Pak....saya Pak Yudi...." dari laptop kuberanjak mengambil gawaiku menelpon Pak Slamet.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline