Lihat ke Halaman Asli

Yudi Irawan

Bukan Seorang Penulis

[Cerita KRL] Sang Aroma Pengusir

Diperbarui: 27 November 2018   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Gerimis lagi pagi ini. Sebetulnya saya suka dengan gerimis pagi. Rasanya syahdu, eeaa.... :-D. Tapi kalau boleh memilih, gerimis atau hujannya nanti saja setelah saya sampai stasiun kereta. Malas pakai jas hujan. Repot. Nanti dibuka lagi. Duuhh... dasar pemalas ya? hahahaa...

Tapi tetap saya syukuri deh, Dalam hati mudah-mudahan ini hujan berkah buat saya dan semua yang merasakannya. Terlebih lagi saya tetap harus mengantar bidadari kecil ke sekolah tercintanya. Semakin semangat jadinya. Let's Go... mari kita cuss kalau kata istilah jaman now.

Duh jalanan ini, tidak ada gerimis atau hujan aja macet, apalagi ditambah tumpahan air langit itu. Semakin menggila. Yang bersyukur yang pakai Ojek Online

Tinggal turun dari kendaraan lalu masuk ke stasiun. Dan menyeberangi jalan sedikit jika memang turunnya di seberang stasiun. Sementara saya? sudah berhenti di jalan, terkena cipratan air dari segala arah, dan masih harus memutar dulu untuk sampai ke stasiun. Ah indahnya pagi ini, Alhamdulillah... :-)

Selesai juga perjuangan ini. Tidak apalah pakaian sedikit basah, toh cuma bagian celana aja. Lagipula banyak yang bernasib sama dengan saya. 

Dan sekarang saatnya mencari lokasi strategis di dalam KRL untuk menikmati kurang lebih satu jam perjalanan. Pilih dekat sambungan lagi ah, bathinku. Jauh dari kipas yang bikin badan makin dingin. Dan jadilah rangakain sambungan sebagai tempat bersandar pagi itu.

Saya perhatikan semua tempat duduk sudah penuh. Yang paling dekat dengan saya pastinya tempat duduk prioritas. Hampir semua diisi oleh wanita hamil dan orang tua. 

Hanya satu di ujung dekat pintu masuk diduduki oleh wanita muda yang terlihat seperti layaknya seorang sekretaris. Berpakaian rapih dan tercium wangi parfum. 

Cukup cantik sih. Lumayan menyejukkan mata saya pagi itu. Tapi sayangnya dia seperti acuh dengan penumpang lain. 

Ada juga seorang ibu paruh baya yang berdiri didekatnya (memang tidak persis didepannya), Namun dia tidak menawarkan tempat duduknya. Dia sibuk dengan gadget dan earphonenya. Sesekali dia tampak bercermin lewat ponselnya. Memanut dirinya sendiri.

Penumpang semakin ramai namun kereta belum juga beranjak. Masih tiga menit lagi dari waktu yang seharusnya. Ibu paruh baya tersebut tetap berdiri tanpa ada yang menawarkan kursi padanya. Sementara si gadis cantik tadi juga tetap nyaman ditempat duduknya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline