Lihat ke Halaman Asli

Yudi Rahardjo

TERVERIFIKASI

Engineer, Marketer and Story Teller

Dunia Hancur Karena Gagal? Buat Lagi Saja Dunia Baru yang Lebih Kuat

Diperbarui: 25 April 2021   20:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi | Source : freepik.com

Tidak ada perguruan tinggi negeri yang mau menerima saya.

Saat kawan kawan saya bereuforia karena berhasil diterima di PTN (Perguruan Tinggi Negeri ) impiannya, saya masih sibuk berpindah dari satu kota ke kota yang lain untuk mencari kampus yang mau menerima saya.

Di masa itu, saya masih memandang jika kuliah di PTS (Perguruan Tinggi Swasta) adalah hal yang tidak baik,karena kualitas kampus swasta tentu ada dibawah kampus negeri.

Sementara tidak ada kampus negeri yang mau menerima saya, untuk seorang remaja 18 tahun yang punya mimpi kuliah di PTN, mendapati hal ini, membuat dunia serasa hancur. Akhirnya saya mau saja untuk kuliah di sebuah kampus swasta di Jogja.

Ada semacam keajaiban yang terjadi disini, saya tidak sepenuhnya gagal, karena pada akhirnya saya bisa berkuliah di kampus negeri tanpa harus pindah kuliah.

Jadi di tahun 2012, saya mulai berkuliah di UPN "Veteran" Yogyakarta, saat itu status kampus yang ada di Condong Catur itu masih swasta, namun pada tahun 2015 kampus ini berubah menjadi PTN, dan saya lulus di tahun 2018, jadi selama 3 tahun saya merasakan kuliah di kampus negeri dan lulus dari kampus negeri.

Gagal Untuk Wisuda Tepat Waktu.

Lanjut ke fase kegagalan selanjutnya, kegagalan ini ada pada masa studi saya yang mencapai 6 tahun, alasan utamanya adalah karena perbedaan pendapat dengan dosen pembimbing saya, serta kesibukan beliau yang membuat kami jarang bertemu.

Sayu persatu kawan saya berhasil sidang skripsi dan kemudian wisuda, dan saya masih berkutat dengan skripsi saya yang tak kunjung selesai, akhirnya kembali saya merasakan seperti apa dunia yang kembali hancur.

Hancurnya dunia saat ini berbeda dengan saat saya lulus SMA, kali ini saya mencari "pelarian" dengan gabung beragama komunitas, seperti komunitas lari, komunitas diskusi ilmiah dan mulailah saya aktif menulis di kompasiana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline