Akhirnya setelah perjuangan panjang, ibu dosen ini luluh juga dan saya berhasil lulus. Eh tapi cerita kegagalannya belum berhenti sampai disitu.
Setelah menemui banyak masalah di skripsi, saya pikir inilah waktunya keberhasilan saya, kembali saya menargetkan yang idealis, saya hanya mau bekerja sesuai dengan disiplin ilmu yang saya pelajari, teknik kimia.
Gagal Bekerja Sesuai Jurusan.
Dan hasilnya, berkali-kali saya gagal dalam proses rekrutmen untuk posisi yang sesuai dengan urusan saya, di fase ini dunia saya kembali hancur (hancur terus hehe), mulailah saya memilih melamar pada pekerjaan yang tidak sesuai dengan disiplin ilmu saya.
Baca : "Daripada Salah Profesi, Menganggur Lama Tak Masalah"
Setelah menganggur selama 9 bulan, akhirnya saya diterima di sebuah perusahaan BUMN di Semarang sebagai Surveyor, saya diterima karena semasa menyelesaikan skripsi, saya pernah ikut kegiatan survey.
Jangan dulu berpikir saya sudah sukses, status saya sebagai karyawan BUMN hanya sebagai karyawan kontrak selama 6 bulan, dan tidak ada kemungkinan akan diperpanjang, karena ini hanya satu projek dari salah satu Kementerian. Â
Saya sudah merencanakan setelah nanti habis kontrak saya akan tetap di Semarang untuk mencari pekerjaan disana, karena akses dan informasi mengenai pekerjaan lebih bagus daripada di rumah saya di Brebes.
Tapi masalah lain muncul, setelah kontrak saya selesai di awal tahun 2020, pandemi melanda, banyak perusahaan lebih memilih mengurangi jumlah karyawannya daripada melakukan proses rekrutmen.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!