Lihat ke Halaman Asli

Yudi Kresnasurya

PRIBADI BIASA

Emansipasi dengan Bijak

Diperbarui: 22 April 2021   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Emansipasi biasanya dikaitkan dengan aktifitas perempuan, karena masih banyak yang menlai perempuan masih menjadi mahluk yang lemah dan penuh penderitaan atau begitu banyak narasi menceritakan kejamnya dunia terhadap perempuan. Banyaknya narasi tersebut membuat emansipasi wanita selalu terdengar nyaring tidak saja didengungkan oleh kaum hawa tetapi juga oleh kaum maskulin.

Bahwa banyak memang kisah yang menceritakan kekejaman yang dialami oleh perempuan dan memang benar terjadi, sehingga kehidupan perempuan memang jangan pernah disepelekan. Perempuan sebagai tulang rusuk yang hilang dari laki-laki sudah semestinya diperlakukan dengan kasih sayang, sehigga banyak yang bilang berhadapan dengan perempuan harus hati-hati, jika dikerasi akan patah tetapi bila dibiarkan akan layu.

Kehidupan kemudian semakin berkembang dan maju, dimana kehidupan kaum hawa juga ikut berubah secara drastis. Kesadaran kaum perempuan untuk mengangkat derajat kaumnya sendiri sudah sangat tinggi, bahkan sudah banyak perempuan yang mencapai gelar-gelar dan kedudukan terhormat melebihi laki-laki. Lalu mengapa kata emansipasi masih terdengar nyaring di banyak tempat ? apa yang sebenarnya terjadi ? bukankah kini kaum hawa sudah banyak yang melebihi kaum laki-laki ?

Kehidupan memang sudah banyak berubah, semakin berkembang dan maju. Begitu juga dengan nasib perempuan yang semakin meningkat dan bahkan sangat modern. Namun demikian masih banyak kasus yang dianggap merendahkan harkat perempuan, mendera perempuan, dan menistakan perempuan. Banyaknya kasus yang merugikan kaum hawa sebenarnya timbul dari berbagi sebab, namun masyarakat umumnya lebih senang mengglobalkan saja dengan menyebut bahwa emansipasi wanita belum berjalan dengan baik. Padahal tiap -- tiap kasus yang mendera perempuan harus dilihat satu per satu masalahnya, bukan melulu karena kodrati sebagai perempuan.

Selain kasus yang mendera kaum perempuan yang dilakukan oleh laki-laki, sebenarnya kasus pelecehan kaum lelaki oleh perempuan juga ada bahkan sangat banyak. Namun untuk kasus seperti ini malah biasanya dibuat lelucon. Dikatakan bahwa lelakinya adalah lelaki ayam sayur, atau lelaki setengah, atau anak mami atau sebutan-sebutan lain yang merendahkan. Sebenarnya hal ini tentu tidak adil bagi kaum lelaki, namun karena berhubung lelaki sudah dianggap mahluk yang kuat maka sangat jarang yang menseriusi kasus-kasus tadi.

Sebenarnya emansipasi adalah hal yang baik, namun demikian tentu harus dilakukan secara adil dan bijaksana, tidak pasti hanya kepada perempuan saja. Memang perempuan secara kodrati diciptakan sebagai mahluk pendamping lelaki, sehingga masih banyak penilaian yang memandang lemah kaum perempuan dan pada akhirnya meminta semua memperjuangkan hak-hak perempuan, namun kaum perempuan juga kadang atau bahkan sering memperlakukan dirinya sendiri sebagia mahluk yang lemah atau menistakan dirinya sendiri. Dan banyak kasus, diakui atau tidak bahwa kaum lelaki banyak juga yang mendapatkan perlakuan tidak adil dari kaum perempuan.

Jadi mari tegakkan emansipasi secara konsisten, baik dan adil. Jangan sampai emansipasi malah membuat kerugian baik bagi kaum perempuan maupun kaum lelaki.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline