Lihat ke Halaman Asli

Benarkah Penderitaan Bukan Takdir, tapi Pilihan?

Diperbarui: 10 Desember 2023   02:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 sumber gambar : florinroebig.com

Suffering is wanting what you don't have and having what you don't want.

Begitulah menurut Elisabeth Elliot.

Seorang wanita yang tidak hanya sanggup memaafkan orang-orang yang membunuh suaminya, tapi suatu saat kelak bahkan menjadikan mereka rekan kerjanya.

Seorang istri yang berjuang demi sebuah visi, tidak tergerus oleh penderitaan yang dialaminya, tidak menyerah pada luka dan trauma. Terus bekerja dan berkarya.

Seorang ibu yang keluasan hatinya membuat putrinya tidak membenci pembunuh ayahnya, tapi justru menaruh belas kasihan dan mengasihinya.

Ia melihat sebuah garis, ketika penderitaan menekannya untuk hanya melihat sebuah titik.

Dan hasil kerja kerasnya telah memberkati banyak orang, memberi cahaya pada kegelapan, meskipun dalam prosesnya harus melalui jalan yang sunyi, gelap, berbahaya.

Perjalanan hidupnya pun menjadi inspirasi bagi banyak orang, terutama wanita. Lebih utama lagi, bagi para ibu.

Penulis yang menorehkan kata-kata bukan hanya dengan pena, tapi dengan seluruh hidup dan hatinya.

Penderitaaan adalah  mengingini apa yang tidak (bisa) kita miliki, dan memiliki apa yang tidak kita ingini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline