Lihat ke Halaman Asli

The Joy of Learning Series: Bisa Membaca Tanpa Belajar, Hoax atau Fakta?

Diperbarui: 6 Oktober 2022   14:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

anfaat membacakan buku yang sama berulang kali bersama anak. (Sumber: Fly View Productions via kompas.com)

Beberapa hari ini hujan mengguyur dengan derasnya, jemuran pun tak kunjung kering. Saya pun agak lega, karena rehat acara menyetrika dan punya waktu lagi untuk menulis. 

Sembari menyesap secangkir coklat hangat di cuaca mendung ini, mari kita menyimak percakapan antara ibu-ibu Alfabet, di sebuah taman kanak-kanak.

"Anaknya sudah lancar membaca, Mami?" Tanya ibu A ke ibu B.

"Sudah Mam, lancar dari sejak TK A," iIbu B menjawab dengan bangga.

Ibu C di sebelahnya menatap tak percaya. Ibu D yang berdiri agak jauh, dengan panik memalingkan muka karena takut ditanya.

Bahkan kemampuan membaca anak-anak TK pun sudah menjadi ajang kompetisi tersendiri bagi ibu-ibu mereka. Padahal konon kabarnya kemampuan calistung sudah tidak lagi menjadi syarat masuk sekolah dasar. Realitanya, materi pelajaran kelas 1 SD membutuhkan kemampuan membaca yang memadai.

Jadi jangan salahkan orangtua yang resah dan gelisah, ketika anaknya belum bisa membaca. 

Belum lagi persaingan terselubung yang bergema di media sosial, di wa grup, pun dibalik percakapan basa basi saat menjemput buah hati.

Seperti efek domino, orangtua yang panik membuat anak semakin panik. Semakin tantrum. Semakin susah untuk belajar. Semakin trauma. Alhasil, belajar bukan lagi menjadi hal yang menyenangkan.

Jadi bagaimana? Adakah cara yang menyenangkan untuk anak-anak belajar membaca?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline