Lihat ke Halaman Asli

Yusuf Risanto

Sedang studi doktoral di HUST Wuhan, China

Fukuyama, Jaringan, dan E-commerce

Diperbarui: 19 September 2019   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Di dalam bukunya yang klasik, yakni Guncangan Besar, Fukuyama membahas dalam salah satu babnya tentang jaringan. Jaringan menurutnya adalah bagian modal sosial yang eksis dan dibutuhkan dalam masyarakat. 

Jaringan menurutnya menjadi faktor dalam upaya organisasi mengelola wewenang di berbagai organisasi, baik organisasi private maupun public. Jaringan memiliki peran penting untuk memecahkan kebuntuan yang terjadi di dalam organisasi-organisasi yang sifatnya formal.

Sebelum mengulas tentang jaringan, Fukuyama terlebih dahulu membahas teori birokrasi yang dikemukakan oleh Max Webber. Menurut Webber birokrasi adalah bentuk dari sebuah wewenang yang sifatnya hierarkis. 

Baik Negara otoriter maupun demokratis kesemuanya menggunakan birokrasi sebagai upaya untuk menata wewenang Negara. Pun halnya dengan organisasi bisnis, dimana mereka memerlukan birokrasi untuk mengelola sumberdaya manusia mereka dalam hierarki wewenang berdasarkan keahlian maupun kekuasaan.

Berpijak pada pandangan Webber ini Fukuyama melakukan telaah dan kritik tentang bagaimana birokrasi telah membuat organisasi lambat dalam merespon perubahan. Hierarki yang dijadikan sarana untuk mengelola wewenang tidak bisa secara cepat membuat keputusan-keputusan yang strategis. 

Ambruknya Negara-negara otoriter menurut Fukuyama, dengan mengutip pendapat Hayek, ambruk karena tidak mampu mengelola wewenang dalam Negara dengan baik karena hambatan-hambatan birokrasi formal. Tidak berbeda dengan Negara-negara demokratis yang juga menghadapi tekanan terhadap isu desentralisasi.

Menurut Fukuyama, salah satu alternative untuk mereduksi kelambanan respon dalam organisasi-organisasi formal tersebut yang disebabkan karena kekakuan birokrasi adalah dengan jaringan. Jaringan ini merupakan tatanan informal yang terbentuk dari interaksi-interaksi aktor-aktor karena berbagai kesamaan, yang itu seringkali karena faktor-faktor informal. 

Aktor-aktor dalam jaringan ini akan membentuk sebuah norma-norma tersendiri di luar norma-norma yang telah ada di dalam organisasi formal. Jaringan ini tidak terikat dengan hierarki dalam kekuasaan formal.

Kelemahan jaringan

Di lain pihak, Fukuyuma mengingatkan beberapa kelemahan jaringan jika terbentuk dalam organisasi formal. Di mana jaringan tersebut bukannya menjadikan organisasi formal akan semakin efisien akan tetapi malah menjadikannya disfungsi organisasi. 

Salah satu unsur penting dalam jaringan adalah adanya norma yang diugemi bersama diantara aktor-aktor di dalam jaringan. Norma-norma di dalam jaringan seringkali terbentuk dari kesamaan latar belakang, baik latar belakang daerah, almamater, kelas sosial, maupun keluarga. Latar belakang-latar belakang itulah yang di kemudian hari akan menjadikan organisasi formal akan dikuasai oleh nepotisme. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline